Bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini terbukti telah melewati dua kali masa sulit perekonomian Nasional di tahun 1998 dan 2008, yang bisa menjadi pengalaman dalam menghadapi ketidakpastian.
Bjb (Kuartal III-2019) | Industri BPD* | Industri perbankan* | |
CAR | 16,62% | 20,55 | 23,93% |
LDR | 88,1% | 79,75% | 94,66% |
NPL | 1,75% | 3,1% | 2,6% |
BOPO | 84,1% | 79,79 | 80,6% |
ROA | 1,3% | 2,1% | 2,4% |
NIM | 5,7% | 5,95% | 4,9% |
*Data Agustus 2019
Likuditas Bank bjb cukup longgar yang tercermin di loan to deposits ratio (LDR) pada level 88,1%, dibandingkan dengan industri perbankan di level 94,66%.
Dengan likuiditas tersebut, BJBR mampu untuk meraih target pertumbuhan kredit 10-11% pada tahun ini serta mendukung pertumbuhan pada tahun depan.
Sementara itu Capital Adequacy Ratio (CAR) bank bjb cukup optimal di level 16,62% dan akan bertambah seiring dengan rencana private placement dari sejumlah pemegang saham dengan nilai Rp 412 miliar yang akan dieksekusi tahun ini dan tahun depan juga corporate action lainnya.
Hingga September 2019, Bank bjb mencatatkan total kredit Rp 81,48 triliun meningkat 9,8% di bandingkan dengan setahun sebelumnya. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya penyaluran kredit pada kuartal III lebih bergairah.
Bila dibedah lagi kredit konsumer dengan andalan kredit PNS masih mendominasi portofolio bank BJB. Nilainya mencapai Rp 55,52 triliunpada kuartal III, tumbuh 13% dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Kredit untuk PNS memiliki outstanding Rp 40,18 triliun, tumbuh 6,2% dari setahun sebelumnya. NPL untuk kredit hanya di level 0,2% dan special mentions (kolektibitas 2) di 2,3%
Hal tersebut mencerminkan bahwa kredit PNS memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit modal kerja maupun investasi di tengah ketidakpastian global maupun resesi dunia.
Kredit konsumer lainnya adalah kredit pensiunan yang tumbuh agresif 35,6% selama setahun menjadi Rp 15,33 triliun pada kuartal III. Kredit pensiunan ini bahkan memiliki NPL yang sangat rendah, di level 0,16% dengan kredit kolektibilitas 2 di 1,2%
Sementara itu, kredit mikro yang disalurkan Bank bjb mencapai Rp 5,76 triliun, naik 9,4%% dibandingkan dengan setahun lalu. Usaha mikro produktif terbukti menjadi segmen yang kuat dalam menghadapi beberapa kali krisisi di Indonesia.
Selanjutnya, Bank bjb juga mencatatkan pertumbuhan 8,2% pada kredit properti menjadi Rp 6,18 triliun. Adapun kredit komersial mengalami penurunan 0,6% menjadi Rp 14,02 triliun.