CIMAHI – Wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim perihal penghapusan Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Inggris pada tingkat Sekolah Menengah Pertama-Sekolah Menengah Atas (SMP-SMA) mendapat tanggapan dari Dinas Pendidikan Kota Cimahi.
Dalam acara peringatan Hari Guru Nasional di Kompleks Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, Senin (25/11), Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Hendra Gunawan meminta para guru tak resah dengan adanya wacana tersebut.
”Masih wacana yah, kalau dihapuskan di Kota Cimahi masih ada guru Bahasa Inggris,” ujarnya.
Wacana penghapusan Mapel Bahasa Inggris di tingkat SMP-SMA mengemuka setelah adanya usulan dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) pada pertemuan dengan Menteri Pendidikan.
”Karena ini sebatas usulan, kiranya Pak Menteri dapat mengkaji lagi,” katanya.
Jika wacana itu benar-benar terjadi, kata Hendra, kemungkinan yang akan terjadi adalah adanya pemetaan ulang guru-guru yang bertugas. Namun hingga saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan dari pemerintah pusat.
”Kalau diberlakukan maka akan muncul konstelasi baru pemetaan guru. Kita lihat saja dulu perkembangannya,” ujarnya.
Khusus di Kota Cimahi, lanjut Hendra, pihaknya sudah menyiapkan sistem online untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) setiap hari. Rencana itu diyakini bakal mengurangi beban administrasi guru.
”Kita akan buat inovasi yang kata Pak Menteri Pendidikan persoalan administrasi memberatkan guru maka sedang dibuatkan sistem online untuk RPP,” ungkap Hendra.
”Urusan administrasi ini membebani tapi harus dikerjakan. Maka kita buat sistemnya sehingga kewajiban administrasi ini bisa mencapai standar oleh semua guru di Kota Cimahi,” sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan kompetensi guru Mulai dari Uji Kompetensi Guru (UKG), Penilaian Kerja Guru (PKG), dan lainnya.
”Kalau soal kesejahteraan terutama guru honorer, karena itu berkaitan di pusat saya yakin pemerintah punya kepedulian,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna meminta guru tidak monoton dalam prose Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Guru diharuskan melakukan penyesuaian dengan perkembangan zaman.
”Laksanakan tugas mendidik siswa sebaik mungkin. Tapi mesti berkembang, jangan monoton karena pola pendidikan mesti lebih modern,” tegas Ajay.