Widjang menjelaskan, jika pendidikan yang dijalani perwira siber baru difokuskan pada penyampaian materi siber dan penggunaan teknologi penunjang. Sementara penerapannya akan disesuaikan dengan anggota yang bersangkutan.
”Karena nanti ada pelatihan tambahan dari instansi lainnya, misalnya dari Kemenhan, BIN, bahkan Kominfo,” jelasnya.
Sejauh ini yang sudah memiliki pusat siber di Indonesia, lanjutnya, yakni Kementerian Pertahanan, matra TNI AL, sedangkan TNI AD belum memiliki pusat siber.
”Sejak 2013 sudah sosialisasi pentingnya TNI bergerak ke matra internet. Rencananya tahun ini dibuat, tapi anggaran perubahan belum disetujui, mungkin tahun depan. Kalau embrionya sudah ada, jadi tinggal merealisasikan,” pungkasnya.(mg3/ziz)