BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung terus mengembangkan sektor pasar untuk menjaga layanan dan ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan pokok masyarakat. Saat ini, Kota Bandung memiliki Perusahaan daerah (PD) Pasar yang menaungi 40 unit pasar dengan 37 unit pasar.
Salah satu keunggulan pasar tradisional di Kota Bandung yaitu perangkat untuk mentera atau menimbang ulang yang disimpan di 7 unit pasar tradisional. Secara regular, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mentera ulang seluruh timbangan yang ada di Kota Bandung.
“Kami selalu mentera ulang tiap tahun oleh Disdagin di setiap pasar,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di sela-sela Lomba Pasar Rakyat di El Royale Hotel Bandung, Rabu (30/10).
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga memiliki Mini Lab Food Security yang secara berkala menyambangi pasar-pasar. Melalui Mini Lab Food Security, konsumen bisa mengetahui keamanan dan kelayakan bahan makanan yang dibelinya. Hal itu bisa dilakukan hanya dalam satu menit.
Kendati demikian, Yana mengakui dari pasar yang ada, baru sebanyak 25 unit pasar yang tersertifikasi. Selebihnya, Pemkot Bandung masih memproses dokumen administratif.
“Ini menjadi salah satu komitmen legalitas kami untuk memberikan jaminan dan kepastian hukum tentang layanan pasar,” tutur Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Elly Wasliah mengungkapkan, pihaknya menggerakkan para petugas pasar untuk bisa memahami tera.
“Kami punya inovasi Kang Ujang, artinya Tukang Uji Timbangan. Jadi proses tera ini juga melibatkan pengelola dan pedagang pasar yang tersertifikasi. Tentunya ini untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pasar,” tutur Elly.
Hal inilah yang membuatkan Kota Bandung dinobatkan sebagai Pasar Tertib Ukur yang ditandai dengan penandatanganan komitmen antara Wali Kota Bandung dengan DIrektur PD Pasar Bermartabat.
Sedangkan untuk Mini Lab Food Security, Elly memastikan hal itu menjadi salah satu layanan unggulan.
“Kurang dari satu menit, kita bisa tahu apakah itu daging sapi atau daging hewan lainnya. Karena 96% bahan pangan Kota bandung dipasok dari luar, jadi kita sendiri harus memproteksi tubuh dari zat yang berbahaya,” beber Ely. (rls/yan)