Yang menarik adalah jabatan menteri pendidikan. Dipegang millenial: Nadiem Makarim.
Kemampuannya dalam decacorn sudah terbukti luar biasa. Yang terbaik di Indonesia.
Kini Nadiem memasuki birokrasi. Mendiknas adalah birokrasi terbesar. Dengan anggaran terbesar. Pun rentang kendalinya. Yang sangat luas.
Di tangan Nadiem mungkin begitu banyak yang bisa disederhanakan. Setidaknya itulah ekspektasi banyak orang.
Kita doakan Nadiem. Agar tetap bisa bergerak lincah. Di tengah belitan kawat-kawat berduri birokrasi.
Tentu bidang pendidikan hal baru baginya. Tapi Menko yang membawahinya: Muhajir Effendy. Yang selama ini menjabat Mendikbud.
Memang banyak pertanyaan: mengapa Susi Pujiastuti yang populer itu tidak diangkat lagi?
Tentu sudah banyak yang tahu: dia dianggap sulit diajak koordinasi oleh Menkonyi. Rumornya begitu seru: tidak mau diajak rapat.
Bu Susi dikenal sangat berprinsip. Nasionalis. Juga sangat berprestasi. Boleh dikata penangkapan ikan oleh perahu asing tidak ada lagi. Ikan menjadi begitu banyak di laut.
Tapi pusat ikan di Bitung menjerit. Tidak dapat ikan. Demikian juga pusat ikan lainnya.
Ikan memang menjadi banyak. Tapi untuk apa kalau tidak ditangkap? Begitu gurauan yang meluas.
Bagaimana dengan tim ekonominya?
Menkonya bukan ekonom-teknokrat: Airlangga Hartarto dari Golkar. Menteri perdagangannya: Agus Suparmanto dari PKB. Menteri perindusteriannya: Agus Gumiwang Kartasasmita dari Golkar. Menakernya Ida Fauziah dari PKB. Menteri pertaniannya Syahrul Yasin Limpo dari Nasdem.
Hanya menteri keuangan yang teknokrat: Sri Mulyani.
Tapi ini memang bukan tahun ekspansi ekonomi. Ini tahun-tahun konsolidasi.
Limpo misalnya, adalah pekerja keras. Juga penerobos. Ia banyak akal.
Yang juga jadi pertanyaan: mengapa ide menlu merangkap menteri perdagangan tidak jadi direalisasi. Ide itu sebenarnya sangat modern.
Juga mengapa percobaan menristek jadi satu dengan pendidikan tinggi dipisah lagi. Gagal?
Pendidikan tinggi dikembalikan lagi ke Diknas.
Dari segi kebersamaan, kabinet ini seperti hujan yang merata. Kekompakan kelihatan lebih utama.
Tinggal adakah oposisi?
PKS sudah pasti.
Apakah partai lain –yang tidak masuk kabinet– akan oposisi?
Kalau pun mereka itu beroposisi kelihatannya akan berjalan sendiri-sendiri.(Dahlan Iskan)