Senada dengan Bupati, Rasmid juga mengimbau agar masyarakat Jabar selalu waspada terhadap peralihan cuaca ini. Di Bulan oktober, Jabar memasuki masa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, sehingga berpotensi terjadinya cuaca ekstrem seperti angin kencang. ”Tetap waspada dan selalu siaga, karena saat ini Jabar memasuki masa peralihan musim,” imbuhnya.
Ditemui dilokasi, Ketua Kelompok Tani Rahayu, Supriatna Dinuri mengatakan, akibat angin kencang yang terjadi di wilayah Pangalengan, lahan perkebunan kopi rusak sebanyak 18 Ha tertimpa tegakan pohon Ecalyptus.
”Lahan 18 Ha merupakan, lahan garapan para petani dibawah binaan Kelompok Tani Rahayu, sedangkan lahan garapan pribadi seluas 2,5 Ha. Kurang lebih pohon kopi dan tegakan yang rusak sebanyak 23600 pohon. Kalau lokasi kebun di Petak 25, RPH logawa, BKPH banjaran, KPH bandung selatan,” kata Haji Nuri sapaan akrab ketua kelompok tani rahayu.
Nuri menjelaskan, pohon kopi yang rusak saat ini sedang akhir panen, namun akibat tertimpa pohon, sehingga pihaknya merugi kurang lebih 2,9 Miliar. ”Kerugian yang paling besar, bukan nilai uang, tapi kehilangan pohon kayu yang tidak bisa di nilai dengan rupiah, pasalnya tanaman kopi harus berada di bawah tegakan, sedangkan saat ini tegakan pada roboh,” Pungkasnya. (yul/rus)