Program tersebut, kata Atalia, menjadi ruang bagi perempuan untuk mengenali kebutuhan dan kepentingan dalam meningkatkan kualitas hidup. Sejak diluncurkan, Sekoper Cinta memiliki 2.700 lulusan yang berasal dari 100 desa di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Menurut Atalia, DP3AKB Prov. Jabar yang menjadi Leading Sector Sekoper Cinta memiliki 19 Master of Trainer (MoT) serta 270 Trainer.
“Setelah ini akan ada program lanjutan yang lebih pada kesiapan perempuan tersebut lebih mandiri secara finansial. Jadi, mereka akan belajar langsung terkait keterampilan yang diinginkan,” kata Atalia.
Atalia mengatakan, Sekoper Cinta mendapat perhatian dari Kementrian PPPA. Sebab, Sekoper Cinta dianggap dapat diimplementasikan di tingkat nasional dan menjadi percontohan bagi daerah lain.
“Karena ini adalah satu-satunya program yang dilakukan untuk level provinsi, beberapa dasawarsa belakangan ini banyak sekali program sekolah perempuan, tapi biasanya dilakukan untuk level yang sangat terbatas,” ucapnya.
“Yang kami lakukan ini komperhensif, jadi perempuan tahu bagaimana mengembangkan potensi yang mereka miliki. Jadi, harapannya kepada perempuan-perempuan yang sudah lulus ini mereka bisa menjadi relawan yang dapat menyebarkan informasi yang telah didapat selama proses pembelajaran kepada masyarakat luas,” kata Atalia menutup.
Pada kesempatan yang sama, Atalia mendapat penghargaan sebagai Gender Champion Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 kategori Pembaharuan Pemberdayaan Perempuan karena telah menjadi inisiator, pendorong, penggerak semangat literasi bagi para perempuan di Jawa Barat. (HUMAS JABAR)