BANDUNG – Pada Kamis, 17 Oktober mulai berlakunya RUU KPK disinyalir sebagai satu cara untuk melemahkan kinerja KPK.
Aliansi Massa Rakyat Simpatik atau Asik menggelar aksi solidaritas panggung rakyat sebagai bentuk solidaritas atas jatuhnya korban pada aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
Halaman depan kantor pemerintah provinsi terbesar di Indonesia itu sejak sore mulai dipenuhi oleh massa aksi yang terus berdatangan. Dari Berbagai elemen masyarakat, pelajar, buruh dan seniman ikut memeriahkan aksi panggung rakyat ini dengan penampilan-penampilan seperti musikalisasi puisi, dan penampilan musik lainnya.
Mereka membawa tuntutan yang sama dengan yaitu menolak RKUHP dan RUU kontroversial, batalkan Pimpinan KPK bermasalah, Menolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil, Stop militerisme di Papua, Hentikan kriminalisasi aktivis, Hentikan Pembakaran hutan, Tuntaskan pelanggaran HAM, dan bentuk tim independen untuk menginvestigasi aparat pelaku kekerasan.
Iringan petikan gitar dari para seniman memecah kedamaian sore tanpa lalu lalang kendaraan, diikuti puisi-puisi bernada kritik menyatu dengan semangat berkobar. Mereka terus mengingatkan bahwa perjuangan terhadap hak rakyat belum usai.
Humas Asik, Abdul Gautama mengatakan aksi ini sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap para korban demonstran yang lalu,
“Dan ini sebagai pengingat kepada masyarakat, bahwa hal ini belum selesai, perjuangan kemarin belum selesai” ujarnya.
Gautama mengatakan bahwa aksi ini juga merupakan campaign kepada masyarakat dan elemen lainnya yang sempat diam sejenak melupakan kasus ini bisa kembali ingat.
“Beberapa hari kemarin kita disibukkan dengan pemberitaan lain, dan akhirnya masalah ini seolah tertutupi dan kami berharap kepada kawan-kawan yang sempat tiarap untuk bangun kembali,” kata dia.
“Hari ini juga bertepatan dengan mulai berlakunya UU KPK yang baru, artinya kita masih perlu untuk menggaungkan lagi tuntutan ini,” lanjutnya
Aksi ini juga sebagai counter wacana atas apa yang dilakukan oleh Presiden dengan beberapa musisi untuk menggelar konser ditengah ketegangan dan berjatuhnya korban pada demonstrasi lalu.
“Ini sebagai counter wacana kalo kemarin Presiden dan beberapa seniman membuat konser di tengah masyarakat sedang kesakitan dan mahasiswa banyak yang jadi korban, ini sebagai panggung rakyat untuk kami juga menuangkan segala keresahan dan kritik kami, melalui teman-teman seniman.” ujarnya. Tutupnya. (mg5/yan).