Terinspirasi dari Bon Jovi, Dikki Dobrak Stigma dengan Kerja Keras

Kuliah sembari bekerja sebagai mitra pengemudi GrabBike, diakui Dikki, ternyata perlu tenaga dan pikiran ekstra. Namun, Dikki selalu fokus pada tujuan utamanya. Ia selalu berusaha membagi waktu agar bekerja dan kuliah bukan sebuah pertentangan, tetapi sebagai jalan untuk menuju kesuksesan.

Setelah menjadi mitra pengemudi GrabBike, Dikki mengaku tidak pernah bolos kuliah. Ia selalu masuk kelas, sedangkan bekerja sebagai mitra pengemudi GrabBike selalu ia lakukan di luar jam kuliah.

“Fokusnya memang terbagi karena ada berbagai aktivitas, tapi saya tetap masuk kuliah, tetap mengerjakan tugas, tetap presentasi juga,” ungkap anak pertama dari dua bersaudara itu.

Selain itu, menjadi mitra pengemudi GrabBike membawa Dikki ke berbagai sisi kehidupan dan pengalaman. Berangkat Subuh dan pulang larut malam tak jarang ia lakukan. Meski menguras waktu dan tenaga, Dikki mengatakan, “Ketika kita ikhlas menjalaninya, semuanya menjadi menyenangkan, semuanya terasa ringan.”

Tak jarang, sebagai mahasiswa, ia mendapat orderan dari sesama mahasiswa dan dosennya. Namun, Dikki tidak gengsi sama sekali. Dirinya justru melawan stigma.

“Ah, saya nggak gengsi. Dari kecil juga diajari bahwa mun gengsi na gede, rezekina moal gede. (Jika banyak gengsi, rezekinya tak akan banyak). Saya juga terinspirasi dari Bon Jovi yang sebelum jadi musisi besar, dia harus jadi office boy. Yang kedua, Freddy Mercury, dia harus jadi tukang angkat koper dulu sebelum jadi vokalis Queen, dan juga banyak contoh-contoh yang lain. Jadi, saya nggak malu, apalagi saya tidak melakukan pekerjaan yang salah,” ujarnya.

Pengorbanan yang dilakukan Dikki untuk meraih cita ternyata didukung teman-temannya. Tak jarang, teman-teman sesama mahasiswa memuji perjuangan Dikki yang mandiri sebagai mitra pengemudi Grab.

“Yang jelas, mereka (mahasiswa) tidak ngetawain, justru mendukung dan memuji. ‘Wah, subuh-subuh ke kampus, nyimpen gorengan, dilanjutkan nge-Grab’ kata teman-teman saya.

Mereka nanya, ‘Enggak capek?’, ‘Kalau dibawanya happy kan nggak capek,” ujar pria yang murah senyum ini.

Selain itu, suatu waktu, dia pernah mendapat order dari dosennya yang juga Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Hal ini menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan baginya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan