“Kondisinya sangat membahayakan terutama kontruksi bangunannya. Untuk memperbaiki sekolah tersebut, kami sedang mencari sumber anggarannya. Bisa dari CSR (perusahaan), bisa dari bantuan pusat, provinsi dan kabupaten. Tapi, kemungkinan di 2020 karena harus berproses (dianggarkan),” kata Asep ditemui di ruang kerjanya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Asep mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan yang paling penting saat ini mengamankan KBM, agar proses pembelajaran tetap berjalan normal. “Nanti mulai Senin pekan depan, para siswa akan dipindah dulu ke SDN Gudangkahuripan 2, yang lokasinya satu komplek. Jadi nanti bergiliran ada yang masuk pagi dan siang,” ungkapnya.
Asep juga memastikan, saat ini sudah mengambil langkah cepat agar menjamin keselamatan bagi para siswa dan guru, seperti kap dan gentengnya diturunkan karena membahayakan keselamatan. “Kami ingin memastikan agar keselamatan tetap terjaga sehingga ruangan tersebut tidak digunakan terlebih dahulu,” tandasnya. (drx)