Dia menjelaskan, pada awal 2019 para Pondok Pesantren telah mendapatkan sosialisasi baik melalui media elektronik, flyer, poster, spanduk dan baligho informasi program OPOP dan para pesantren telah mendaftarkan diri secara online melalui website opop.jabarprov.go.id untuk mengikuti program OPOP dan tercatat sebanyak kurang lebih 1.565 ponpes mendaftar.
Dari 1.565 pesantren tersebut dilakukan penyaringan dengan seleksi administrasi kelengkapan data persyaratan dan terjaringlah 1.338 pesantren yang dinilai lengkap persyaratan administrasi dan lolos ke tahap seleksi audisi OPOP tahap satu tingkat kecamatan.
”Dari 1.338 pesantren yang diundang untuk mengikuti seleksi audisi tahap satu, sebanyak 1.287 pesantren hadir mengikuti seleksi audisi yang dilakukan di tiap kabupaten/kota se- Jabar,” jelasnya.
Dia mengklaim, juri dalam seleksi audisi ini adalah juri yang kompeten dari kalangan Akademisi (diantaranya dari SBM ITB, Unpad, Ikopin dan universitas lainnya), kalangan Pengusaha sukses dan dari kalangan Pondok Pesantren yang bukan hanya maju dalam bidang pendidikan namun juga sukses dalam berbisnis, seperti Al-Ittifaq Ciwidey, Daarut Tauhid Bandung, Nurul Iman Bogor, Khusnul Khotimah Kuningan dan Al-Idrisiyah Tasikmalaya.
”Dari 1.287 pesantren yang hadir ikut seleksi audisi, terjaring 1.074 pesantren yang berhak melaju lolos ke tahap selanjutnya dan mendapat hadiah dari Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya.(rls/ziz)