DPRD Dukung Penuh Kampung Toleransi 

BANDUNG– DPRD Kota Bandung memberikan dukungan penuh dengan adanya Kampung Toleransi di Kota Bandung.

“Kami mengapresiasi adanya kampung toleransi. Itu kan lebih pada kawasan aktivitas yang dilakukan oleh semua warga Kota Bandung dengan tidak melihat latar belakangnya,” ujar Anggota DPRD Kota Bandung, Folmer Silalahi, saat ditemui Jabar Ekspes, di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (14/9).

Dia menjelaskan, aktivitas kampung toleransi itu lebih pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya saling menghormati dan menghargai perbedaan tanpa memandang latar belakang.

“Ini dalam rangka menjaga kondusifitas Kota Bandung yang sejak awal berdiri sudah terjaga dengan baik. Kota Bandung menerapkan kota yang pluralis, kota yang dibangun bersama dari berbagai golongan,” ucapnya.

Tentunya menurut Folmer, perbedaan latar belakang itu harus dimaknai dengan beraneka ragam, saling menjaga, menghormati dan menghargai antar sesama warga Kota Bandung.

“Tentu ini akan berdampak pada peningkatan potensi wisatawan ke Kota Bandung,” terangnya.

Folmer menilai, kampung toleransi merupakan bentuk ideal dalam memaknai interaksi sosial di Kota Bandung. Hubungan antar golongan kata dia, akan tercipta dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan. Perbedaan suku, ras dan agama tidak akan memengaruhi interaksi sosial di Kota Bandung.

“Kita enggak perlu tahu apa yang dilakukan di sana (kampung toleransi) karena sebenarnya esensi dari toleransi itu merupakan kegiatan keseharian warga Kota Bandung yang sudah terjalin dengan baik. Kami berharap agar kampung toleransi dibuat event-event untuk meningkatkan wisatawan,” harapnya.

Terpisah, Ketua Fatayat NU Jabar Noor Rafiqa, mengapresiasi adanya kampung toleransi di Kota Bandung.

“Kami sangat mengapresiasi keberadaan kampung toleransi di Kota Bandung,” kata Fiqa, sapaan akrapnya Noor Rafiqa, kemarin.

Kata Fiqa, keberadaan kampung toleransi itu sangat efektif dan selaras dengan kultul sosial warga Jawa Barat pada umumnya dan Kota Bandung khususnya.

“Keberadaan budaya yang ada di Jabar ini sangat homogen, jadi keberadaan kampung toleransi bisa menjaga keberagamaan masyarakat Kota Bandung,” ucapnya.

Apalagi kata dia, keberadaan budaya khususnya budaya Sunda sudah mulai ditinggal oleh pemuda. Oleh sebab itu, ia berharap keberadaan kampung toleransi itu bisa menyasar anak muda agar lebih mencintai budaya. “Jadi, budaya Sunda itu dimunculkan juga di situ,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan