SOREANG – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung gelar acara Gebyar Anak yang diikuti 2000 anak Usia Dini dengan tema Cegah Stunting Melalui Guru PAUD.
Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bandung Kurnia Agustina M. Naser menilai, PAUD merupakan dasar pendidikan bagi anak-anak. Pasalnya, pada usia dini (0-6 tahun) otak anak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. ”Usia 0-6 tahun itu juga sering disebut sebagai usia emas anak (golden age). Sebagai orang tua atau tenaga pendidik jangan sampai salah me-maintain (mengasuh) dan memberi asupan gizi. Sebab, kalau akan menimbulkan kerugian di masa yang akan datang,” katanya saat ditemui disela-sela gebyar anak di Soreang, Rabu (4/9).
Menurutnya, pencegahan stunting pada usia dini sangat diperlukan. Oleh karena itu, Ia meminta kepada seluruh tenaga pengajar PAUD untuk memiliki pengetahuan tentang stunting. ”Dengan adanya pengetahuan tersebut, tenaga pengajar atau guru dapat memberikan pelayanan yang tepat bagi anak. Pada usia 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), melakukan kesalahan dalam penanganan, maka anak-anak akan berpotensi stunting. Jadi dalam hal ini, guru PAUD turut berkontribusi dalam pencegahan stunting,” ungkapnya.
Kurnia meyakini, melalui kegiatan pencegahan stunting itu, salah satu misi Pemkab Bandung yakni meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat terwujud. ”Jika kita semua satu padu sabilulungan, untuk mewujudkan misi pertama Kabupaten Bandung yakni meningkatkan kualitas SDM. Dengan begitu, KLA (Kabupaten Layak Anak) bisa diraih, karena berbagai komponen dan indikatornya sudah dilaksanakan,” tuturnya.
Hal yang sama dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Juhana, menurutnya, pendidikan anak pada usia dini sangat penting. Sebab, pada usia tersebut merupakan masa emas anak, dimana fisik dan psikologis anak sedang berkembang.
”Guna mengatasi masalah stunting, kami terus melakukan pendidikan serta pengimplementasi tentang 7 pembiasaan prilaku hidup sehat kepada semua anak disemua sekolah,” akunya.
Juhana menjelaskan, SDM yang berkualitas merupakan modal pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Pemerintah Desa untuk turut berkontribusi dengan mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk PAUD.