BANDUNG – Dihari jadinya yang ke 650 tahun, Kota Cirebon telah mengalami perkembangan signifikan. Hari jadi yang jatuh tepat 1 Muharam memiliki momen bagus untuk meningkatkan pertumbuhan kota Cirebon di bidang ekonomi.
Dalan peringatan Hari Ulang Tahun Kota Cirebon Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga tokoh masyarakat Cirebon mengatakan, sejarah dan identitas masyarakat Cirebon telah lama menjadi tempat bertemu berbagai etnis, suku bangsa, dan agama.
’’Interaksi itu telah membentuk karakter “wong Cirebon” yang egaliter, bertoleransi, sekaligus pekerja keras dan memiliki visi perdagangan. “Ini modal sosial yang harus dijaga dan terus dikembangkan,” ujar Enggar.
Secara khusus Enggar mengucapkan selamat kepada para anggota DPRD Kota Cirebon yang baru saja dilantik. “Selamat datang di medan perjuangan. Kehadiran Bapak dan Ibu di sini untuk memperjuangkan dan melayani rakyat,” kata Enggar.
Sambil sedikit bergurau, Enggar menyebutkan dirinya sudah tiga periode menjadi anggota DPR RI dan total sudah lebih dari 40 tahun berkecimpung di dunia politik. Dia mengatakan bahwa anggota DPRD harus yakin dengan nilai-nilai yang dipegangnya.
“Jangan pernah berniat menyenangkan semua orang. Tidak mungkin. Setiap kebijakan atau keputusan pasti ada yang senang dan ada yang tidak senang. Tapi kita harus yakin. Lobi, negosiasi atau kompromi itu biasa, yang penting kita yakin, ini semua untuk kebaikan rakyat,” kata Enggar.
Enggar menambahkan, sebagai politisi, anggota DPRD Kota Cirebon harus siap jika semua tindakan mereka dibaca dalam kacamata politik. “Kita yakin ini baik saja bisa dibaca macam-macam dalam kacamata politik. Tapi kita tidak boleh gentar. Perjuangkan terus,” ujar Enggar.
Pada akhir pidatonya Enggar mengharapkan keguyuban dan kekompakan DPRD dan pemerintah kota dalam membangun sumber daya manusia di Kota Udang itu untuk merespons pesatnya pembangunan infrastruktur yang membuka banyak peluang.
“Jika Cirebon memang ingin menjadi kota jasa dan perdagangan, maka yang harus dibangun adalah sumber daya manusianya. Ini harus tercermin dalam kebijakan dan anggaran,” pungkas Enggar. (rls/yan).