CIMAHI – Kepolisian Sektor (Polsek) Cimahi mengungkapkan, sepeda motor jenis matic seperti Honda Beat masih menjadi primadona para pelaku kejahatan. Sebab, lebih muda dijual dan harganya masih tinggi.
Hal itu diketahui dari kasus-kasus kejadian Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) yang ditangani Polsek Cimahi. Berdasarkan pengakuan dan hasil pengembangan, memang kendaraan matic kebanyakan yang jadi sasaran.
”Cenderung mudah menurut pengakuan para pelaku dan tidak terlalu berat saat dibawa lari. Peminatnya juga banyak,” terang Kapolsek Cimahi, Kompol Saidina B. Mahdun, yang didampingi Kanit Reskrim AKP Nana Supriatna saat ditemui di Mapolsek Cimahi, Jalan Encep Kartawiria, Senin (19/8).
Dia mengungkapkan, kendaraan hasil curian dari Kota Cimahi itu biasanya langsung dijual ke luar wilayah. Seperti Cianjur, Sukabumi, Garut dan wilayah lainnya. Hal itu diketahui dari hasil pengembangan.
”Sudah ada pemesan, rata-rata dilepas di harga Rp 3 juta. Jadi pergerakan lepas barang curian itu sangat cepat,” katanya.
Diakui Saidina, kasua Curanmor di wilayah hukum Polsek Cimahi masih menjadi atensi pihak kepolisian. Dalam sebulan, rata-rata ada tiga laporan kasus pencurian sepeda motor.
Wilayah hukum Polsek Cimahi sendiri meliputi dua kecamatan, yakni Kecamatan Cimahi Utara dan Cimahi Tengah. Beberapa wilayah di antaranya masuk kategori rawan, seperti Kelurahan Citeureup, Kelurahan Cipageran, Kelurahan Pasir Kaliki, Kelurahan Cibeureum, dan Kelurahan Cibabat.
”Memang di daerah itu rawan tindak curanmor, karena akses masuk dan kabur para pelaku itu banyak. Ditambah kami kekurangan anggota untuk patroli ke daerah itu,” ungkapnya.
Berdasarkan pola waktu, kasus Curanmor yang dilakukan pelaku biasanya terjadi pada pukul 01.00-05.00 WIB. Namun pola waktu bisa berubah setelah terjadi kasus pencurian.
”Pernah kita coba kejar pelaku di jam-jam rawan itu, ternyata berubah. Mereka cenderung memetik kendaraan siang hari. Jadi tidak ada pola waktu yang tetap, tapi paling rawan dinihari,” ungkapnya.
Atas berbagai kasus kejahatan pada kendaraan bermotor itu, pihaknya mengimbau pelaku tetap waspada. Ia menyarankan agar pemilik selalu menggunakan standar tengah (standar dua) dibandingkan standar samping.