BANDUNG – Program One Pesantren One Product sudah memasuki pada tahap seleksi I, dimana dari keseluruhan pendaftar Pesantren se-Jawa Barat 1300 setelah di seleksi menjadi 1077 peserta.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, seleksi OPOP ada beberapa tahapan. Untuk tahap pertama adalah seleksi Administrasi.
Pada tahap ini, ada sekitar 1300 pesantren yang mendaftar. Kemudian diseleksi secara menyeluruh dengan kriteria yang sudah ditetapkan menajadi 1077 pesantren.
’’Dari 1077 peserta OPOP yang lolos, ada sebagian yang sudah punya produk dan ada juga masih merintis,’’kata Kusmana ketika ditemui Jabar Ekspres, Jumat (9/8).
Selain itu, untuk program OPOP nantinya akan diberikan pendampinggan. Bahkan, saat ini sudah dilakukan seleksi 130 pendamping yang berasal dari kalangan pesantren juga.
Kusmana menuturkan, secara umum program OPOP sudah berjalan. Pihaknya juga sedang berkonsultasi dengan Gubernur untuk memberikan penghargaan kepada pesantren yang memiliki produk terbaik.
Kendati begitu, untuk menentukan pemenang ini para peserta akan mengikuti audisi tahap ke dua dengan dilakukan pendampingan dan ada pelatihan magang.
’’ Jadi setelah produksnya layak dilepas ke pasar nanti akan dipamerkan sekaligus uji pasar,’’ ucap dia.
Kusmana mengatakan, bagi pesantren yang tidak lolos seleksi Pemdaprov akan membuka kembali program OPOP ini di tahun depan. Untuk itu, bagi pondok pesantren di Jabar yang mau mengikuti program ini harus melengkapi persyaratannya.
Lebih lanjut dia memaparkan, dari 1077 yang lolos seleksi tahap satu, nantinya akan dipilih menjadi 110 produk terbaik yang memiliki kualitas dan layak dipasarkan. Bahkan, targetnya 5 tahun memiliki sertifikasi secara nasional.
Kusmana menambahkan, bagi pemenang program ini pemerintah sudah menyiapkan berbagai penghargaan menarik.
Untuk pemenang nantinya akan ada dua kategori yaitu produk starup dengan hadiah Rp 25 juta dan produk skill up dengan hadiah Rp 30 juta.
Dia berharap, pesantren yang mengikuti OPOP bisa mandiri secara ekonomi dan mampu memanfaatkan produknya sehingga menjadi Pesantren Juara. Bahkan, para alumninya dapat ikut berbisnis.
” Jadi produknya nanti bisa dimanfaatkan oleh pasarnya pesantren sendiri dan masyarakat umum secara luas,’’cetus Kusmana.