JAKARTA – Gempa tekntonik berkekuatan magnitudo 7,4 terjadi pukul 19.03 WIB. Getarannya banyak dirasakan oleh masyarakat Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung, dan Bengkulu. Gempa berpusat di Samudera Hindia Selatan Jawa ini disusul dengan peningkatan status waspada menyusul terjadinya erupsi dua kali berturut-turut Gunung Tangkupan Parahu, Jawa Barat.
Dari data yang diterima, gempa dengan episenter terletak pada koordinat 7.54 LS dan 104.58 BT. Tepatnya di laut pada kedalaman 10 KM berpotensi tsunami. Masyarakat khususnya di wilayah pesisir diimbau untuk melakukan evakuasi.
Menurut rilis dari BMKG yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan gempa ini berpotensi tsunami dengan peringatan dini untuk wilayah Pandeglang bagian Selatan dengan status ancaman Siaga (ketinggian maksimal 3,0 meter).
Kemudian wilayah Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman Siaga (ketinggian maksimal 3,0 meter). Lalu wilayah Lampung-Barat Pesisir-Selatan dengan status ancaman Siaga (ketinggian maksimal 3,0 meter).
Sementara Pandeglang Bagian Utara dengan status ancaman Waspada (ketinggian maksimal 0,5 meter), Lebak dengan status ancaman Waspada (ketinggian maksimal 0,5 meter).
BMKG mengimbau kepada masyarakat di wilayah dengan status “Siaga” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi. Lalu, kepada masyarakat di wilayah dengan status “Waspada” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, dalam rilis yang diterima tadi malam (2/8).
Sementara itu, warga Kota Bandarlampung merasakan getaran besar yang terjadi berkisar pukul 19.04 WIB. Informasi yang diterima dari lokasi pesisir, warga setempat seperti Gudang Lelang, Gubuk Sero, dan Kangkung ke luar dari rumah dikarenakan panik.
Mereka ke luar untuk berjaga-jaga karena takut adanya tsunami dan mencari tempat yang lebih tinggi. “Barusan saja. Ya kami keluar rumah,” kata Budimansyah salah satu warga Gudanglelang, Telukbetung lewat pesan WA.
Senada disampaikan Septi Iswarini warga Kecamatan Tanjungsenang. “Goyangnya terasa sekali. Kami sampa keluar rumah. Getarannya cukup lama. Kami masih di luar rumah, berjaga-jaga,” terangnya.