SOREANG – Untuk mengantisipasi kekeringan dan merespon permohonan masyarakat untuk disuplai air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, akan menyiapkan tangki yang berisi air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan. Apabila air habis maka akan berkoordinasi dengan pabrik yang memiliki air artesis.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, walau status siaga kekeringan baru ditetapkan pada 1 Agustus-31 Oktober 2019 mendatang. Tapi, Pihaknya sudah memberikan bantuan kebeberapa wilayah yang sudah terdampak kekeringan akibat kemarau yang berkelanjutan.
”Ini merupakan teknis pendistribusiannya dan upaya kami dari pemerintahan Kabupaten Bandung,”ungkap Akhmad saat di konfirmasi di Soreang.
Adjo sapaan akrab Kalak BPBD mengatakan, sesuai laporan dan pengajuan ada 320 titik tempat yang harus di berikan bantuan air bersih. Yang paling parah ada di beberapa daerah yaitu Baleendah dan Arjasari, sehingga daerah tersebut akan diutamakan.
Terkait sumber air yang disuplay ke wilayah krisis air, lanjutnya, hingga kini masih aman. Dimana ada tiga titik yang dijadikan BPBD untuk lokasi pengambilan air bersih.
”Tiga tempat ini cukup bermanfaat pertama ada yang di area Stadion Si Jalak Harupat, ada yang di desa Cikoneng, Ciparay, ada yang di kawasan Rancaekek,”jelasnya.
Lebih lanjut lagi, Akhmad mengaku bahwa pihak BPBD Kabupaten Bandung bakal ikut merangkul pabrik pabrik agar ikut mendistribusikan air bersih ke warga jika kekeringan akibat kemarau semakin parah.
”Kehadiran para pelaku industri dalam menangani krisis air bersih menjadi cara meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan dan membantu kami untuk memberikan air bersih,” akunya.
Sehingga, kata Akhmad, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja untuk menghubungi Pabrik-pabrik yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.
”Nanti kami akan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja untuk menghubungi pabrik-pabrik yang memiliki sumur artesis agar lebih peduli,” pungkasnya. (yul/rus)