SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung kembali mendapat Anugerah Raksa Prasada untuk Kategori Kabupaten/Kota Peraih Sekolah Adiwiyata Terbanyak di Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan (Ekjah) Kabupaten Bandung Marlan mewakili Bupati Bandung menerima penghargaan yang diberikan Wakil Gubernur Jabar, dalam acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) se-Dunia Tingkat Jabar Tahun 2019.
”Alhamdulillah Pemkab Bandung mendapat penghargaan di bidang lingkungan hidup tingkat Provinsi Jabar. Keberhasilan ini, hasil kaloborasi DLH dengan Disdik yang berhasil membina dan meloloskan sebanyak 29 sekolah untuk meraih adiwiyata. Ini merupakan prestasi yang cukup membanggakan, karena dua tahun berturut-turut mendapat penghargaan,” kata Marlan saat ditemui di Soreang, Jumat (26/7).
Menurutnya, dengan 29 sekolah adiwiyata Kabupaten Bandung mengungguli Kota Bandung dan beberapa kabupaten lainnya. Marlan mengatakan, upaya pembinaan ini merupakan implementasi visi misi pembangunan Kabupaten Bandung yang berlandaskan tiga hal.
”Religius, kultural dan berwawasan lingkungan, DLH bersama Disdik bersinergi dalam mendorong semua sekolah di Kabupaten Bandung untuk berbudaya lingkungan,” akunya.
Raksa Prasada Kategori SBL diberikan kepada sekolah mulai SD, SMP dan SMA/SMK yang mengikuti penilaian Adywiyata tingkat Provinsi Jabar. Sekolah yang menerima penghargaan diantaranya, SDN Karangsetra, SDN Adetex, SDN Taman Kopi Indah, SDIT Anni’mah sedangkan tingkat SMP diraih SMPN 2 Ibun, SMPN 3 Soreang, SMPN 3 Ciwidey, SMPN 3 Pacet dan SMP Talenta. Sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA diperoleh MAN 1 Bandung, SMK Angkasa 2 Margahayudan SMK Wirakarya 1.
”Setelah raihan ini, semoga semua sekolah di Kabupaten Bandung termotivasi untuk menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan mampu mengimplementasikan secara nyata. Yaitu dalam upaya menjaga kebersihan, menjaga alam dan lingkungan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah menambahkan, adiwiyata merupakan sebuah upaya yang tidak hanya ditujukan untuk mencetak sekolah bersih atau sekolah hijau saja.
”Akan tetapi yang lebih mendasar adalah membangun proses efektif, untuk melahirkan upaya pembiasaan perilaku positif seluruh warga belajar. Terutama dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan, yang pada akhirnya akan menjadikan sekolah berbudaya lingkungan yang asri, nyaman dan hijau bagi peserta didik,” kata Asep.