BANDUNG – Berdasarkan data pada 2018, Sebanyak 25.648 koperasi di Jawa Barat hanya 50 persennya saja. Sehingga, koperasi perlu didorong untuk tumbuh dan berkembang serta sehat.
Kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji mengatakan, kondisi ini perlu adanya reformasi koperasi yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan koperasi yang kondisinya tidak sehat dan mati lebih baik dibubarkan,” ujar Kumana saat acara Peringatan Hari Koperasi ke-72, di Gedung Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (26/7)
Menurutnya, dalam mereformasi dibutuhkan tiga hal, yakni re-eorientasi, rehabilitasi dan pengembangan koperasi. Pembubaran koperasi yang tidak sehat merupakan bagian dari reorientasi koperasi.
“Penurunan pertumbuhan koperasi kita mengejar kualitas. Koperasi boleh banyak tapi yang pentingan kualitasnya harus sehat. Salah satu tanda koperasi sehat yakni ada aktivitas usahanya serta melakukan rapat anggota tahunan,” katanya.
Sementara mengenai era Industri 4.0, Tutus mengatakan, koperasi di Jawa Barat sudah siap masuk era industri 4.0. Era industri 4.0 yang bercirikan digitalisasi dan otomatisasi telah mengubah cara beraktivitas manusia.
“Setiap individu kini dituntut untuk terus berpikir kreatif dan mampu berinovasi dalam menemukan jawaban atas sebuah persoalan. Demikian pula dengan gaya hidup generasi milenial yang kini begitu cepat (real time) dan tidak menentu (disruptif),” jelasnya.
Dia menambahkan, Kuncinya, di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, koperasi harus berbenah secara serius. Koperasi harus mampu menjadi koperasi zaman now dengan memanfaatkan teknologi informasi di dalam pengelolaan bisnisnya.
Dengan sistem aplikasi yang berbasis teknologi tersebut, lanjut dia, diharapkan pelayanan terhadap anggota menjadi lebih cepat, aman dan nyaman.
’’Bilamana para pelaku usaha muda dapat melihat manfaat yang lebih luas dengan adanya koperasi zaman now, maka diharapkan mereka akan bergabung dalam koperasi berbasis digital ini,” tambahnya.
Dengan ada teknologi informasi pelayanan kepada anggota jauh lebih mudah dimana semua dapat dilakukan melalui gadget atau smartphone.
Dengan begitu, jika ada anggota dengan membuka smartphone melalui aplikasi yang sudah dirancang oleh koperasi tinggal bertransaksi dengan mudah. Baik transaksi untuk menyimpan, meminjam bahkan untuk membeli berbagai kebutuhan anggota.