Kajian Muslimah Berkontribusi pada Predikat Kota Layak Anak

BANDUNG– Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Tatang Muhtar berharap program Kajian Muslimah (Kamus) yang diselenggarakan secara rutin setiap bulannya bisa terus dijaga konsistensinya. Sebab, program gagasan Siti Muntamah Oded tersebut memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas perempuan.

Tatang menuturkan bahwa peningkatan kualitas perempuan melalui pendekatan keagamaan ini memberikan dampak positif terhadap kehidupan berkeluarga. Utamanya, bagi kaum ibu dalam hal menerapkan pola didik anak.

Dengan pola pendidikan ibu berbasis keagamaan inilah turut memberikan kontribusi bagi Kota Bandung yang akan kembali menerima penghargaan sebagai Kota Layak Anak. Penghargaan kategori Nindya yang dipertahankan tahun 2019 ini rencananya bakal diterima pada 23 Juli mendatang di Makassar.

“DP3APM akan menerima penghargaan kota layak anak. Ini berhasil didapat karena peran ibu-ibu sekalian. Para ibu-ibu yang luar biasa ini salah satunya diciptakan melalui Kamus pendopo ini,” ucap Tatang saat Kamus edisi Juli di Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.

Selain itu, Tatang menambahkan, Kamus menjadi perwujudan bahwa seluruh elemen masyarakat termasuk kaum perempuan ini bisa ikut menyukseskan visi Kota Bandung menjadi Bandung Agamis.

“Kamus di Pendopo ini menjadi bukti nyata mewujudkan visi Bandung Agamis. Apalagi kenyataannya banyak kota/kabuapten lain mencontohnya,” katanya.

Sementara itu, Siti Muntamah Oded berharap para ibu-ibu bisa terus mengikuti Kamus secara rutin. Sebab, program ini bukanlah kegiatan masyarakat biasa pada umumnya, lantaran dalam pengajian rutin ini juga turut membekali dengan beragam wawasan.

“Harapannya sampai 2023 kamus pendopo bukan hanya menjadi saksi program Pak Wali, tapi juga bisa berdampak positif pada ibu-ibu sekalian,” ucap perempuan yang akrab disapa Umi ini.

Umi memaparkan salah satu edukasi dalam setiap acara Kamus yakni penerapan program Kurangi Pisahkan Manfaatkan sampah (Kang Pisman). Melalui Kang Pisman ini, para ibu-ibu yang hadir dalam Kamus dididik agar meminimalisir produksi sampah. Semisal penggunaan tumbler dan misting untuk tempat minum dan makan.

“Kita tidak bosan untuk terus kita dorong secara aktif dan positif program Pemerintah Kota seperti Kang Pisman. Bahwa Kang Pisman bukan hanya membawa tumbler dan misting, tapi tahun 2020 kita sudah bisa mengurangi 50 persen penggunaan kantong plastik,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan