Konstruktif Lewat Jalur Oposisi

Tema mengenai infrastruktur, sumber daya manusia, dan persatuan Indonesia dinilai sangat normatif. Tidak ada penanda dari presiden bagaimana semua itu dapat terwujud oleh pemerintahan ke depan. Ide menghubungkan infrastruktur dengan sumber ekonomi khusus cukup baik, dan itu yang memang diperlukan negara dengan kondisi kepulauan di Indonesia.

“Semangat kinerja presiden menjadi sinyal, bahwa kabinet 5 tahun mendatang akan ada perubahan. Bisa jadi akan lebih banyak di isi tokoh-tokoh baru. Atau setidaknya tokoh dengan kapasitas menonjol diantara yang lain,” paparnya.

Presiden, lanjutnya, memahami kebutuhan SDM Indonesia. Jokowi juga dinilai paham banyak anak bangsa yang berpotensial. Karena itu, presiden menyinggung diaspora. “Ini penanda baik. Presiden berupaya menarik banyak anak bangsa untuk kembali berkontribusi langsung pada negara. Juga semangat beliau membangun SDM sejak dini, pengutamaan talenta menjadi hal baru. Di mana sejauh ini lebih fokus pada pendidikan non talenta,” ucapnya.

Di bagian Ideologi Pancasila, dia menilai presiden juga cukup normatif. Tidak ada ide berbasis kebijakan bagaimana membangun indonesia tanpa diskriminasi. Baik terkait keberagaman kultur, agama maupun terkait disabilitas. Hanya saja, kata dia, presiden berhasil membawa kesadaran warga negara bahwa kesatuan lebih utama dibanding hal lain. (khf/fin/rh)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan