NGAMPRAH– Pihak SMP Negeri 3 Ngamprah, mengusulkan untuk menambah rombel kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat untuk bisa mengakomodir calon siswa yang belum masuk.
“Namun hal itu juga harus ada persetujuan dari Dinas Pendidikan setelah ada rekomendasi dari pihak desa ke sekolah dan komite. Atau menambah satu rombel lagi menjadi 10 rombel guna mengakomodir sebagian yang tidak diterima,” kata Kepala SMP Negeri 3 Ngamprah, Mepi di Ngamprah, kemarin.
Menurutnya, dibandingkan dengan sekolah tetangga di wilayah Ngamprah, SMPN 3 Ngamprah paling banyak “menolak” calon siswa baru. Yakni sebanyak 202 siswa, sementara yang diterima hanya 288 siswa untuk sembilan rombel.
Pihaknya tidak dapat berbuat banyak ketika banyak orang tua calon siswa yang tidak diterima mengadukan hal ini ke pihak desa. Sebab sekolah juga terikat oleh aturan, dalam hal ini zonasi dalam menerima siswa baru.
Untuk calon siswa yang diterima di SMPN 3 Ngamprah adalah mereka yang jaraknya tidak lebih dari 814 meter, kebanyakan adalah warga Desa Tanimulya, Gadobangkong, Margajaya, dan Desa Cilame.
Keinginan sekolah tentu bisa menerima semua pendaftar, tapi dengan keterbatasan sarana prasarana dan tenaga pengajar maka itu tidak bisa. Alternatif yang bisa diambil adalah dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang satu kelasnya menjadi 34 siswa, karena jika mengacu pada regulasi PPDB maka maksimal satu kelas 32 siswa.
Karena jika mengacu kuota yang diterima adalah zonasi 80%, prestasi 15%, dan perpindahan 5%. Tapi semua itu berpulang kepada keputusan di Dinas Pendidikan tingkat kabupaten.
“Kalau nambah satu rombel lagi masih memungkinkan, karena di sini ada 27 kelas dengan total 900 siswa dan 58 guru dengan pembelajaran pagi dan siang. Kami mengimbau, meskipun tidak diterima di sini siswa jangan sampai putus sekolah karena masih ada sekolah lain yang bisa menampung di sekitar sini,” pungkasnya. (drx)