BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggelar rapat dengan 23 Komandan Sektor (Dansektor) Citarum Harum membahas progres revitalisasi Sungai Citarum. Terungkap laporan dari tiap sektor, meskipun volumenya sudah menurun, namun sampah masih menjadi permasalahan utama.
“Sebenarnya di lapangan sampah sudah jauh berkurang tapi penumpukan masih ada, makanya kita rapatkan ini, salah satunya supaya sebulan sekali kita meng-update kegiatan Citarum ini sampai mana dari tiap sektornya,” ujar Gubernur usai Rapat Koordinasi Revitalisasi DAS Ciatrum di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/7/19).
Menurut Gubernur, walaupun bantuan anggaran dari Bank Dunia sebesar Rp1,4 triliun baru akan diterima pada Januari 2020, namun penanganan Citarum tidak akan pernah berhenti.
“Dana dari Bank Dunia itu kan baru cair Januari 2020, sambil kita lakukan perencanaan dan penanganan Citarum masih terus berlanjut. Kemarin kan TNI-Polri fokus dulu di Pilpres,” tutur Emil, sapaan akrabnya.
Kepada para Dansektor, Emil selaku Komandan Satgas Citarum mengingatkan bahwa pada musim kemarau revitalisasi akan fokus mengeruk sungai untuk mengurangi banjir di musim hujan.
“Mumpung musim kemarau kita akan genjot pengerukan di sejumlah sektor untuk mengurangi banjir saat hujan,” katanya.
Selain itu, rampungnya Terowongan Nanjung juga diyakininya akan mengurangi “sumbatan” air penyebab banjir. Progres pembangunan terowongan sepanjang 230 meter saat ini sudah mencapai 80 persen dan ditarget rampung November 2019.
“Saya laporkan juga Terowongan Nanjung sudah 80 persen kalau tidak ada halangan November 2019 selesai. Sehingga di bulan itu digunakan untuk mengurangi lambatnya aliran air yang menyebabkan banjir,” terang Emil.
Emil menambahkan, pembangunan danau retensi seluas 6 hektare di Kecamatan Andir juga akan dipercepat, dimana saat ini administrasi untuk pembebasan lahan hampir tuntas.
“Kalau administrasinya selesai maka pembebasan lahan untuk danau retensi seluas 6 hektare di Andir akan kami eksekusi segera,” tutup Emil. (*)