JAKARTA – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menemui wakil presiden terpilih KH Ma’ruf Amin, di kediaman Jl Situbondo, Jakarta, Jumat (05/7). Dalam pertemuan itu, Cak Imin terang-terangan meminta restu dan dukungan untuk menjadi Ketua MPR RI periode mendatang. Soal calon menteri tidak dibahas dalam pertemuan itu.
“Ya, pasti dong. Saya meminta doa restu Kiai Ma’ruf agar sukses dalam lobi-lobi pimpinan MPR. Soal isi detail pertemuan saya degan beliau, rahasia itu,” kata Cak Imin. Menurutnya, posisi Ketua MPR RI sangat penting. Karena gairah Islam tengah menguat di Indonesia saat ini. “Gairah Islam itu harus dijembatani melalui penguatan empat pilar kebangsaan dan NU punya modal untuk,” tegasnya.
Apa respons Ma’ruf Amin terkait hal itu? Ma’ruf menjawab, “Saya akan membicarakan dengan Presiden dan partai-partai koalisi. Tentu orang yang dekat, Insya Allah saya dukung,” ujar Ma’ruf. Dia mengatakan saat ini seluruh pihak harus membangun kembali ideologi nasional. Menurutnya, ideologi nasional harus dilakukan penguatan karena banyak yang sudah terpapar. “Harus ada kelembagaan-kelembagaan yang diperkuat,” imbuhnya.
Saat ditanya soal calon menteri dari NU, Ma’ruf Amin mengaku belum membahasnya dengan Cak Imin. Yang jelas, lanjutnya, jumlah menteri kabinet pemerintahan dari partai politik akan disesuaikan. “Kan ada sekian partai koalisi, itu jumlahnya disesuaikan, berapa perolehannya. Namun, ini belum dibahas. Masing-masing berapa apalagi orangnya. Sama sekali belum,” lanjut Ketua Umum MUI ini.
Cak Imin sendiritidakmenargetkan berapa jumlah menteri yang akan diperoleh PKB. Menurutnya, PKB akan mengusulkan dua sumber figur menteri. Yakni kader PKB dan non-kader PKB. Dikatakan, pembahasan menteri kabinet kemungkinan baru dilakukan pertengahan Juli mendatang.
Sementara itu, Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding mengatakan kalau ada partai politik yang ingin bergabung dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf, harus berkomitmen menjalankan visi-misi yang telah disusun Presiden terpilih Joko Widodo. Menurut dia, semua parpol yang mau bergabung perlu secara terbuka menyampaikan komitmen menjalankan visi-misi Jokowi atau disepakati dalam pembicaraan lobi. “Jika ingin bergabung jangan malu-malu. Sampaikan saja. Jangan setelah bergabung, bertindak seperti oposisi. Banyak pengalaman, semua partai punya watak itu,” papar Karding.(rh/fin)