“Iya karena sekarang pakai jalur zonasi, jalurnya deket antara rumah dengan sekolah, ya amannya yang deket (daftar ke SMAN 3 Cimahi,” ujar Hilda.
Ia mengaku sudah sejak pukul 06.30 WIB datang ke SMAN 3 Kota Cimahi, Jalan Pesantren untuk mendaftarkan anaknya sekolah.
“Iya tadi sih antre lumayan. Tapi gak apa-apa, yang penting anak aman sekolah di sini karena ada jalur zonasi itu,” ujar Hilda.
Kendati begitu, dilapangan banyak ditemui para orang tua yang masih kebingungan dengan kelengkapan persyaratan. Sehingga, tidak sedikit dari mereka pulang kembali.
Sementara itu, Kepala SMAN 3 Kota Cimahi, Nelly Krisdiana mengatakan, zonasi masih menjadi prioritas dalam PPDB SMAN tahun ini
“Zonasi tetap diprioritaskan. Misal, NHUN lebih kecil tapi jarak antar domisili dengan sekolah dekat, itu tetap jadi priorotas,” bebernya.
Dia menuturkan, SMAN 3 Kota Cimahi sendiri menjadi salah satu sekolah yang diserbu para calon siswa dalam PPDB tahun 2019. Bahkan, dihari pertama pendaftaran sempat terjadi antrean hanya untuk sekedar mengambil nomor urut pendaftran.
“Kemarin dari jam 06.00 WIB pagi, pas saya datang ke sini udah pada antre. Padahal, pendaftaran baru dibuka pukul 08.00 WIB,” terang Nelly.
Nelly mengungkapkan, pendaftar hari pertama menyentuh angka 400 lebih. Sebab, para calon siswa yang mendaftar terlampau banyak, panitia terpaksa membatasinya sampai 300 orang saja untuk hari pertama.
“Dari 300 itu juga yang baru ke input di sistem baru 150. Kalau pagi ini baru 70 lebih,” katanya.
Nelly mengatakan, PPDB tahun ini pemberkasan manual diinput ke dalam sistem online harus secara berurutan. Contohnya, ada pendaftar nomor urut 64 yang bersebelahan dengan nomor urut 65, kemudian pendaftar nomor 65 selesai terlebih dahulu.
“Maka itu gak bisa langsung diurus ke nomor urut 66, karena nomor urut 64 harus selesai. Kemarin ada antrean, itu menurut saya karena orang tua salah presepsi” jelas Nelly.
Untuk tahun ajar 2019-2020, SMAN 3 Kota Cimahi hanya menerima 384 siswa, yang akan dipecah ke dalam 12 kelas.
Sementara itu, Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya menilai pelaksanaan PPDB SMA/SMK