BANDUNG – Kabupaten Indramayu rencananya akan dibangun asrama haji sebagai fasilitas embarkasi untuk keberangkatan ke tanah suci.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa menargetkan pada 2020 Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati) menjadi tempat pemberangkatan haji. Sedangkan untuk umrah antara bulan Agustus sampai September 2019.
Dia mengatakan, agar target 2020 itu dapat dipenuhi sebelumnya Pemdaprov berkoordinasi dengan Kemenag untuk penetapan Kabupaten Indramayu sebagai Embarkasi.
“Saya sudah minta bulan Juni dan beliau (Kakanwil Kemenag Jabar) sudah berjanji bulan Juni penetapan itu bisa selesai,” ujar Iwa ketika ditemui di Gedung Sate Senin. (12/6).
Iwa menuturkan, sebelumnya Kemenag RI sempat menyatakan BIJB tidak dapat digunakan untuk keberangkatan haji tahun ini. Sebabm hal itu mengubah perjanjian bilateral antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
Selain itu, terlalu banyak instansi dalam negeri dan luar negeri yang perlu dilibatkan, sehingga pengurusannya tidak dapat dilakukan dalam tempo singkat.
Sedangkan dipilihnya Kabupaten Indramayu dengan dibangun Embarkasi sudah memiliki berbagai pertimbangan. Terlebih, daerah tersebut dinyatakan paling siap.
’’Indramayu paling siap dan telah memberikan hibah lahan seluas 8 hektare beserta sertifikatnya,’’kata dia.
Atas dasar tersebut, maka Kementerian Agama menetapkan embarkasi haji adanya di Kabupaten Indramayu. Berada sekitar 40 kilometer dari Bandara Kertajati dengan jarak tempuh 30 menit.
Iwa mengungkapkan, pembangunan embarkasi akan dibiayai oleh pemerintah pusat memalui APBN. Akan tetapi sebagai kelengkapan fasilitas Pemdaprov Jabar diminta membangun masjid untuk jamaah. Permintaan khusus ini dikeluarkan karena Kemenag memiliki keterbatasan dana.
“Hal ini segera diusulkan ke Gubernur dan DPRD, agar pembangunan masjid menjadi anggaran di APBD 2020,” kata Iwa.
Selain masjid, Kemenag juga meminta bantuan untuk dibangunkan pagar sepanjang kawasan embarkasi. “Serta untuk pagar seluruh kawasan embarkasi haji direncanakan hibah dari Pemda Kabupaten Indramayu,” pungkas Iwa. (yan)