Heboh Karena Mirip Simbol Illuminati

Emil memaparkan, Masjid Nabawi di Madinah Saudi Ara­bia pada Mihrab mimbar me­miliki bentuk segi tiga pada bagian atasnya. Selain itu, pada Masjid Al Ukhuwah di Jalan Wastukencana Kota Bandung dan Masjid Raya Ja­karta banyak terdapat simbol-simbol yang diduga Iluminati.

“Nah sekarang saya ungkap­kan, kenapa hanya Al Safar? Padahal di sekeliling kita ba­nyak simbol-simbol segitiga atau apapun yang perlu diper­masalahkan, di masjid raya Jakarta, kalau datang kesana akan disambut simbol segitiga dan lingkaran, pertanyaannya apakah mereka Iluminati? Wal­lohu A’lam,” kata Emil.

Emil menyesalkan, adanya bentuk segitiga di masjid Al Shafar jangan disimpulkan dengan simbol Iluminati dan bermuatan propaganda.

Sebaiknya dalam beropini dan memberikan pendapat lebih mengedepankan Ta­bayun. Bahkan dugaan tersebut berasal dari ketidak tahuan atau ketidak sengajaan. Sebab es­tetika Islam adalah geometri.

Dia menjelaskan, pada Masjid Al Ukhuwah di Kota Bandung, banyak terdapat segitiga hing­ga berbentuk piramida terpa­sang di seluruh bagian masjid.

“Di masjid Al Ukhuwah jen­delanya segitiga semua, pun­caknya piramida. Lihat di atasnya, lihat ke atas dihujani segitiga saja, apakah para pendengar sensitif atau tidak, atau datang karena sholat sehingga tidak memperdulikan apapun ben­tuknya dan nawaitu nya sholat apapun bentuknya tidak akan menghalangi sholat dan berdak­wah, ini masjid Al Ukhuwah bukan masjid Al Safar,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Ridwan Kamil, simbol-simbol yang tersusun di masjid tersebut memberikan citra propaganda. “Dan lebih parah lagi, Mihrabnya lingkaran satu itu kalau anda lihat dalam jarak 40 centi (CM) geometrinya zionis, itu Al Ukhuwah teh, bendera Israel jumlahnya ratusan.

Ditempat sama Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei menu­turkan, adanya perbedaan pendapat adalah hal biasa. Sehingga, pendapat haruslah dihargai. Namun, yang perlu disepakati adalah bagaimana menjaga persaudaraan dan saling menghargai atas per­bedaan pendapat tersebut.

“Memang peetemuan ini sengaja untuk memperkuat persatuan, tidak ada yang me­rasa paling benar. Kalau ada masalahnya apa yang diminta (fatwa) apa, nanti kami berke­wajiban melihat masalah tadi. Supaya kita lebih jelas lagi,” kata Syafei seusai diskusi ini.

Tinggalkan Balasan