Alasan Sabotase

Di Gatestone Nina berhasil merekrut beberapa aktivis Islam. Yang tidak risi dengan cap bahwa Gatestone itu anti-Islam.

Misalnya Amir Taheri. Wartawan terkemuka asal Iran. Kini beru­mur 72 tahun. Saat menjadi pimpinan harian Kayhan Taheri sangat pro Shah Reza Pahlevi. Yang digulingkan people pow­ernya Ayatullah Khomaini.

Taheri lari ke Eropa. Menjadi wartawan beberapa media terkemuka dunia. Menulis banyak buku. Anti pemerin­tahan negara Islam Iran.

Banyak juga yang tulisannya hantam kromo. Misalnya tu­lisan yang hoax ini: di Iran diberlakukan UU pembedaan warna pakaian. Kuning untuk orang Yahudi. Merah untuk orang Kristen. Putih atau hi­tam untuk yang Islam. Tujuan­nya, tulis Taheri, untuk memu­dahkan siapa pemeluk agama lain. Yang harus dijauhi. Lan­taran najis.

Masih banyak lagi tulisan Taheri yang pokoknya asal bisa merusak nama negara Islam Iran. Ia memang top saat jadi wartawan: pernah me­wawancarai banyak presiden Amerika, raja-raja Arab dan pimpinan negara Tiongkok.

Gatestone juga merekrut to­koh wanita Islam. Asal Pakistan. Lulusan Karachi University. Aktivis persamaan gender. Dan juga hak asasi manusia.

Namanya: Raheel Raza. Kini 68 tahun. Tinggal di To­ronto, Kanada. Raheel adalah salah satu pemikir Islam yang berpendapat beda: bahwa wanita boleh jadi imam salat. Dia sendiri berharap suatu saat bisa menjadi imam salat. Ketika pendapatnya itu sudah bisa diterima kalangan Islam pada umumnya.

Kalau Steve Banon banyak mendapat bahan tentang Tion­gkok dari pelarian seperti Guo Wen Gui, Bolton banyak dapat bahan tentang Iran dari pelar­ian seperti Taheri.

Akankah Iran benar-benar akan diserbu? Terserah Bolton kelihatannya.(Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan