BANDUNG – Studeprenuer Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas bekerja sama dengan Super Friends menggelar Super Ramadan Moment di Lapangan STIE Ekuitas, belum lama ini.
Super Ramadan Moment diisi oleh berbagai kegiatan mahasiswa seperti Bazaar Binaan Studeprenuer, santunan kepada kaum duafa sekitar kampus, Lomba PS, Tausiah dan Buka Puasa Bersama.
Ketua Ketua P3M STIE Ekuitas, Dito Rinaldo mengatakan, event ini merupakan bagian dari program Studeprenuer yang memfasilitasi mahasiswa binaan untuk mengadakan bazaar. Berhubung saat ini Ramadhan, menurut Dito, event ini digabungkan dengan acara CSR.
”Kami mengarahkan mahasiswa untuk mengadakan bazaar atau gelar produk. Karena saat ini bulan Ramadan, jadi disatukan saja dengan charity. Alhamdulillah, anak-anak bisa menjalankannya. Mulai mencari sponsor dan mengelola event. Untuk charity, kami bagikan sebanyak 50 paket sembako kepada yang membutuhkan,” ungkap Dito.
Terkait pentingnya gelar produk, menurut dia, bazaar harus dilakukan karena untuk melatih mental para enttrepreneur agar bisa bersaing. Dalam bazaar, ditekankan bukan hanya mengejar penjualan tinggi. Namun, para pengusaha pemula harus belajar bagaimana memperkenalkan produk kepada khalayak ramai. Seperti branding stand, membuat brosul hingga kartu nama.
Selain di dalam kampus, anggota Studepreneur juga didorong untuk mengikuti bazaar di luar. Salah satunya yang sering diikuti yaitu bazaar di Cimahi Technopark. ”Di dalam kampus sendiri kami mengadakan bazaar setahun tiga kali. Dua kali biasanya kecil-kecil dan satu kali bazaar skala besar,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I STIE Ekuitas Bidang Akademik Dani Dagustani mengatakan, event yang dilakukan Studerenuer untuk diamati sebagai bahan penyusunan kurikulum. Menurut dia, dalam waktu dekat, STIE Ekuitas akan membuka program studi kewirausahaan.
”Acara ini sebenarnya yang sedang kita amati, kita pantau, dan kita cermati karena acara ini akan jadi bagian dari kurikulum. STIE Ekuitas akan membuka program studi baru di bidang kewirausahaan. Nah, salah satunya harus punya networking dengan berbagai pihak untuk bisa suport sehingga proses belajar mengajar lebih mendekatkan dengan situasi real di dunia bisnis,” ungkap Dani.