JAKARTA – Partai Perindo membangun masyarakat kecil menjadi mapan, seperti salah satu pedagang gerobak binaan Partai Perindo di Jakarta yang penghasilannya dari Rp2 juta per bulan kini bisa mencapai Rp 20 juta per bulan bersih.
“Di Manggarai, ada Ibu-Ibu anaknya 7, cucunya 17, sudah punya cicit. Tadinya pendapatannya Rp2 juta, sejak 2 tahun lalu dengan Gerobak Perindo jadi Rp20 juta lebih,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo seusai melayani warga di Bazar Murah Perindo di Matraman, Jakarta Timur, Jumat, (12/4/2019).
Hary mengatakan Ibu tersebut sudah 2 tahun bergabung menjadi anggota dan dibina oleh Partai Perindo. “Dia bilang sama saya apa gara-gara gerobak ini dua tahun belakangan dagangan saya laris. Saya bisa menyekolahkan anak cucu. Saya bahkan saya bisa beli rumah, dia bilang begitu. Luar biasa, mengharukan sekali,” ungkapnya.
Selain memberikan modal berupa Gerobak Perindo, selama ini Perindo juga terus melakukan pendampingan, pelatihan yang sangat detail, mulai dari produksi, penyajian makanan, promosi hingga pembukuan keuangan sampai pedagang tersebut berkembang kuat.
Hary mengatakan caleg-caleg Perindo akan memperjuangkan regulasi untuk mengubah nasib dan memberikan mereka peluang hingga
rakyat kecil jadi mapan.
“Contohnya, bagaimana UMKM bisa mendapat akses dana murah. Pelatihan, orang punya uang, tapi kalau tidak dilatih belum tentu akan berhasil juga,” katanya.
Tidak berhenti disitu, usaha mikro dan kecil juga diproteksi dari persaingan dengan para pedagang besar agar mereka bisa bertumbuh maju dan mapan.
“Ini cara-cara yang kami perjuangkan, bagaimana usaha kecil mikro bisa lebih cepat tumbuh,” ungkapnya.
Selain itu, program nyata bagi petani. Saat ini, kebanyakan petani merupakan buruh tani yang tak memiliki lahan sendiri. Hary mengatakan Perindo akan memperjuangkan kebijakan, melalui koperasi nantinya akan ada kelompok tani yang bisa menjadi pemilik tanah.
Selain itu, ada akses modal untuk beli pupuk, bibit dan traktor agar para petani bisa bertani dengan modern, meningkat produktivitasnya dan tak bergantung lagi pada pengijon yang merugikan mereka. Selama ini, mereka dimodali, namun hasil panennya sudah ditentukan harganya oleh pengijon.