CIMAHI – Warga RW 04 Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi tengah meminta Pemerintah Kota Cimahi dan berbagai pihak yang berkepentingan agar mengembalikan fungsi Berglust sebagai salah satu tempat wisata di Cimahi.
Asep Nugraha, salah seorang tokoh masyarakat mengungkapkan, Berglust atau penduduk sempat biasa menyebutnya berkleus sempat menjadi destinasi wisata favorit pada era 1990-an. Sebab, selain terdapat beberapa spot wisata yang cukup menarik, di tempat itu juga terdapat kolam renang dan penginapan, ada juga beberapa jenis satwa seperti buaya, ular, rusa dan jenis satwa lainnya.
”Memang sekarang sudah banyak yang rusak tapi misah bisa kalau mau diperbaiki dan difungsikan lagi kaya dulu. Kalau warga mah jelas ingin dihidupkan lagi,” kata Asep, saat ditemui di lokasi, di Jalan Sukimun, Senin (8/4).
Asep menjelaskan, sebenarnya, pemilik are tersebut adalah warga negara Belanda bernama Van Berglust atau Berkleus, kemudian pengelolaannya dipindahtangankan kepada kepolisian. Namun, tahun 1998 wisata bersejarah itu mulai meredup, sebelum akhirnya benar-benar tutup tahun 2000-an.
”Sejak tutup, tak ada lagi yang mengelolanya apalagi mengurusnya,” terangnya.
Menurutnya, keinginan warga sekitar untuk memfungsikan kembali berkleus karena selama ini tempat tersebut malah kerap dijadikan hal-hal yang mengarah kepada kemusrikan. Selain itu, lanjutnya, saat ini juga banyak orang yang tak jelas asal-usulnya datang hanya ingin mengetahui hal mistis di tempat tersebut. Terlebih setelah ada tayangan di youtube yang menceritakan jika tempat tersebut bisa dipakai untuk pesugihan.
”Sering ada orang datang meminta izin hanya untuk berdoa di sini. Tapi langsung kami usir. Kalau mau berdoa kenapa harus di tempat seperti ini,” terangnya.
Agar tak terlihat terbengkalai, lanjut Asep, warga sekitar pun mulai membersihkan area wisata Berglust yang dilakukan satu minggu sekali.
”Kalau dibiarkan begini saja, warga jadi sedih. Apalagi sekarang yang datang kesini rata-rata hanya ingin tau mistisnya. Padahal nilai sejarah tempat ini lebih besar ketimbang mistisnya itu,” tandas Asep.
Untuk itu, Asep mewakili warga setempat meminta agar pihak yang berkepentingan untuk memperjelas status lahan desitansi wisata bersejarah itu. Sebab, kepemilikan lahan wisata yang beralamat itu hingga kini masih jadi perdebatan.