JAKARTA – Penyebaran berita palsu dan disinformasi telah melonjak di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, sebelum jutaan masyarakat dijadwalkan untuk memilih dalam pemilihan Presiden 2019.
Data yang dirilis dalam laporan baru dari Mafindo, sebuah organisasi yang fokus memerangi berita palsu dan meningkatkan literasi digital, menunjukkan bahwa berita dan disinformasi politik palsu melonjak sebesar 61% antara Desember 2018 dan Januari tahun ini.
Dari 109 item bermasalah yang diidentifikasi Januari ini, 58 bersifat politis, dengan data Mafindo terbaru dari Februari lebih lanjut mengindikasikan peningkatan eskalasi. Pada bulan Desember ada 88 item berita palsu, 36 di antaranya bersifat politis.
Peneliti Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan, bahwa di antara tanda-tanda yang paling mengganggu adalah, pemberitaan palsu tersebut menargetkan tidak hanya kandidat politik tetapi juga lembaga pemilihan.
“Beberapa informasi yang salah dan disinformasi sebenarnya menargetkan proses pemilihan, mencoba untuk mendelegitimasi itu, yang bisa sangat berbahaya,” kata Nugroho kepada Guardian.
“Jika proses pemilihan disengketakan maka siapa pun yang menjadi pemenang, orang mungkin cenderung tidak mempercayai hasilnya dan itu bisa menjadi kekacauan,” sambungnya
Menjelang pemilihan presiden dan legislatif serentak yang dijadwalkan 17 April, desas-desus bahwa jutaan surat suara yang ditandai disimpan di pelabuhan Jakarta menjadi viral.
Di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara yang berada di antara lima pengguna teratas Facebook dan Twitter, berita palsu telah digunakan untuk memperdalam perpecahan sosial, etnis dan agama yang ada polarisasi politik identitas untuk keuntungan politik.
Selama pemilihan presiden terakhir, pada 2014, keterpilihan Joko Widodo yang sekarang menjadi presiden sangat dipengaruhi oleh kampanye kotor yang menuduhnya sebagai komunis dan Cina.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Indonesia telah memulai kampanye untuk memerangi berita bohong dan palsu, beberapa di antaranya dikatakan menargetkan presiden.
Namun data Mafindo menunjukkan, fenomena berita palsu telah mempengaruhi kedua ujung spektrum politik. (der/fin)