“Maka Jokowi tidak bisa ngomong bahasa sastra lagi, tapi harus bahasa Jakarta,” katanya.
Dedi menambahkan bahwa pembangunan di Indonesia tidak mudah, termasuk kebudayaan. Maka harus benar-benar yang memahami secara utuh, agar identitas negara tidak hilang.
“Pemimpin sekarang harus bisa mengelola berbagai aspek keberagaman dan bisa memimpin bukan satu komando saja, tapi juga beragam perbedaan yang ada,” tambahnya. (yan)