Tit-for-Tat

Pun di konferensi telekomunikasi dunia minggu lalu. Huawei juga lantang. Chairman bergilir Huawei, Guo Ping, angkat bicara di Barcelona itu. Ia mempersoalkan lahirnya UU baru di Amerika. Yang ditandatangani Presiden Donald Trump Maret tahun lalu.

Yakni UU ‘US Cloud’. Yang intinya: pemerintah boleh minta data pribadi dari pelayanan cloud. Termasuk yang datanya tidak disimpan di Amerika. Perusahaan seperti Amazon dan Microsoft harus taat pada UU baru itu.

Guo Ping lantas bertanya: mengapa justru Amerika mempersoalkan keamanan penggunaan Huawei. “Dalam 30 tahun perjalanan Huawei tidak pernah cacat di bidang itu,” ujar Guo Ping.

Sejak pendiri Huawei pensiun sebagai Chairman, jabatan itu dipegang secara bergilir. Oleh tiga orang yang dipercaya Ren Zhengfei.

Giliran tahun ini Guo Ping yang menjabat. Pada umurnya yang 53 tahun. Ia mendapat gelar master dari universitas ilmu dan teknologi Huazhong. Salah satu dari 10 universitas terkemuka di Tiongkok.

Kampusnya hampir 500 ha. Di pinggiran kota Wuhan. Bagian tengah negara itu.

Huawei memang menghadapi blokade berat. Amerika melarang instansinya membeli peralatan Huawei. Amerika juga melobi negara-negara Barat. Untuk berbuat yang sama.

Sambil memperkarakan Amerika kini Huawei bikin langkah kuda. Pasarnya di Eropa akan dipertahankan mati-matian. Pendapatan Huawei memang 50 persen dari Tiongkok. Tapi yang 50 persen lagi dari negara lain. Dari yang 50 persen itu 30 persennya dari Eropa.

Dari Barcelona Guo Ping langsung ke Brussel. Di ‘ibukota’ Eropa itu Guo Ping meresmikan ‘senjata’ baru: Cyber Security Center. Pusat keterbukaan sistem keamanan peralatan Huawei.

Baru sekali ini ada perusahaan telekomunikasi bikin langkah seperti itu. Huawei memang mempelopori penciptaan iklim keterbukaan cyber yang terpercaya. Untuk melawan citra tidak amannya.

Kepercayaan, kata Guo Ping, akan jadi andalan bisnis telekomunikasi ke depan. Siapa saja bisa datang ke Center itu: Organisasi telekomunikasi. Para pembuat peraturan di seluruh negara. Juga lembaga perumus standar keamanan cyber.

Huawei pun meluncurkan mantra ini: kepercayaan itu harus berbasis pada fakta. Fakta adalah sesuatu yang bisa diverifikasi. Verifikasi harus mengacu pada standar umum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan