PALEMBANG– Kepala desa dan pendamping desa bakal disekolahkan ke luar negeri. Tujuannya agar mampu mengimplementasikan program percepatan pembangunan dan pengembangan di desa.
“Pada tahun ini kami memprogramkan pengiriman kepala desa dan pendamping desa belajar atau studi ke luar negeri yang materi pendidikannya disesuaikam dengan kebutuhan desa masing-masing,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, di Palembang, Rabu (27/2).
Ia menyebut negara tujuan tempat belajar kades dan pendamping desa itu antara lain China, Jepang, Korea, dan Thailand.
Kepala desa dan pendamping desa yang akan dikirim studi ke luar negeri akan diseleksi secara ketat oleh tim khusus Kemdes PDTT, katanya.
Dia menjelaskan, pengiriman kepala desa dan pendamping desa ke luar negeri bertujuan untuk mempercepat program pembangunan dan pengembangan desa sehingga ke depan tidak ada lagi desa tertinggal.
Melalui program dana desa yang digulirkan sejak 2015, jumlah desa tertinggal di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir bisa diminimalkan.
“Dalam beberapa tahun terakhir jumlah desa tertinggal berkurang hingga 50 persen, berdasarkan data saat ini masih ada 20 ribu desa tertinggal dan secara bertahap bisa dientaskan dengan program pembangunan yang didukung dana desa,” ujarnya.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 ditargetkan mengentaskan 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang dan meningkatkan 2.000 desa berkembang menjadi desa mandiri.
Target tersebut terpenuhi pada 2018 bahkan melampaui angka yang ditetapkan dalam RPJMN yakni mencapai 6.518 desa tertinggal terentaskan menjadi desa berkembang dan 2.665 desa berkembang meningkat menjadi desa mandiri.
Dengan didukung program baru pengiriman kepala desa dan pendamping desa studi ke luar negeri, diharapkan bisa mendorong kemajuan desa lebih pesat lagi, kata Menteri Eko.(ant/fin)