BANDUNG– Kantor Pelayanan Pajak Majalaya menyelenggarakan Tax Gathering dengan tema “Sumbangsih Urang Pikeun Nagara (Kontribusi Untuk Negeri) dengan mengundang 125 wajib pajak terdiri dari 112 wajib pajak badan dan 13 wajib pajak pribadi di Ballroom Hotel Continental, Dago Pakar, kemarin
Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I, Neil Maldrin Noor menuturkan tujuan baik melalui penyelenggaraan tax gathring dalam meningkatkan komunikasi kepatuhan wajib pajak.
Pajak tahun 2018 harus segera dituntaskan dengan baik melalui data pembukuan atau pencatatan untuk laporan penyusunan keuangan dan pelaporan SPT tahunan pajak 2018
”Kita harus segera memperhatikan dan menuntaskan laporan pajak di tahun 2018, menghadapi tahun 2019 ini konsekuensi meningkatnya ekonomi semakin besar, pajak secara ke seluruhan akan mengalami peningkatan sehingga targetnya Rp 1. 242.653.195.000 (1.24 triliun) di tahun 2019,” tuturnya.
Neil menambahkan, sosialisasi dan kampanye terus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Secara umum kepatuhan pajak baru mencapai 75 persen.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Majalaya, Elis Dewi Sartika menuturkan pencapaian target tahun 2018 mengalami pertumbuhan dari tahun 2017 sebesar 29 persen.
”Pencapaian penerimaan pajak di KPP Majalaya tahun 2018 sebesar Rp 970.459.549.319, dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 982.951.780.000,” tuturnya
Sementara itu Direktur Eksekutif Center for Taxation Analisys (CITA), Yustinus Prastowo menuturkan benefit dari ini menghasilkan sinergi antara Masyarakat Wajib Pajak dengan Otoritas Pajak juga Pemerintah Daerah untuk menumbuhkan kesadaran bahwa pembayaran pajak bukan merupakan kewajiban yang memberatkan melainkan kesadaran dan kepatuhan.
”Diharapkan ini menjadi sebuah model cara komunikasi yang baik untuk menjangkit sinergi untuk dipertahankan dan diperluas dalam merangkul masyarakat patuh pajak sehingga dengan trust yang kuat bisa memberi kesadaran masyarakat untuk wajib pajak,” tuturnya.
Dia menjelaskan, sosialisi melalui medium yang ada seperti media massa dan media sosial tidaklah cukup namun membutuhkan role model. Khususnya di Bandung termasuk kota besar yang memiliki potensi besar harus diperkuat sinergi antar pusat dengan daerah, antar pemerintah kota dengan pemerintah kabupaten, juga antar kelompok dan komunitas di masyarakat.