Ditutup Pelatihan dari Jordan Lawley

Latihan sore itu berlangsung singkat. Hanya dua jam. Me­ski demikian, latihan tetap berlangsung efek­tif. Sebab, NBA Skills Trai­ner itu kerap membuat tantangan seru yang berhubungan dengan teknik tertentu. Sehingga, para pemain All-Star dapat mencer­nanya lebih mudah.

Sabrina Ayu Risanti Sandewang, pemain putri All-Star asal SMA Dian Harapan Makassar, menga­ku puas dengan latihan yang diberikan oleh Jordan Lawley tersebut.

“Latihannya kelihatan simpel, tapi ternyata bikin capek. Untungnya seru banget. Latihan di sini yang jadi favoritku. Karena dari dua pelatihan sebelum­nya kan kita memang terus di drill.

dengan fundamental basket. Nah, yang di sini itu kayak melengkapi. Maka­nya materinya juga lebih variatif,” kata student-athlete yang akrab disapa Sabrina itu.

Latihan ini memang melen­gkapi dua latihan sebelumnya yang sudah mereka lakukan se­lama di AS.

Nah, oleh Jordan Lawley seluruh hasil latihan itu ’dijahit’ dan di­kembangkan ke tingkat yang lebih aplikatif. Supaya tetap saling berhubungan.

Pelatihan dari pelatih sekelas Jordan Lawley memang begitu spesial. Selain karena materinya yang memang bagus, dia pun melatih tim para bintang itu dengan pesonanya: teriakan apresiatif, senyum charming, komunikasi yang simpel, dan tantangan seru. Tidak ada kesan menekan. Apalagi menyeramkan.

“Begini, saya mempunyai ke­wajiban untuk membuat pemain yang saya latih paham dengan semua materi yang diberikan. Nah cara terbaik agar mereka bisa paham adalah dengan mem­buat mereka merasa nyaman. Jadi, saya harus interaktif,” kata pelatih personal legenda NBA Steve Nash itu. (rls/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan