NGAMPRAH– Setiap sekolah di Kabupaten Bandung Barat terpaksa harus mencari dana talangan untuk keberlangsungan proses belajar mengajar lantaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP untuk Triwulan Pertama 2019 hingga kini belum turun ke pihak sekolah.
Kepala SMPN 3 Lembang Wawan Kuswandi menyebutkan, besaran dana BOS yang turun ke sekolahnya mencapai sekitar Rp 200 juta untuk 1.084 siswa dan operasional lainnya. Namun sampai saat ini dirinya memastikan dana bantuan tersebut tak kunjung cair. “Untuk BOS triwulan pertama memang belum turun. Ya harus diakui itu cukup mengganggu, semoga saja dalam waktu dekat bisa segera turun,” ucapnya, Jumat (15/2).
Dia mengatakan, akibat dana BOS belum turun maka dirinya terpaksa mencari dana talangan untuk menutup kebutuhan sekolah. Sebab, pengeluaran biaya-biaya inti seperti gaji bagi 15 guru honorer sekitar Rp 18 juta, layanan daya dan jasa seperti listrik serta telepon sebesar Rp 5 juta tetap harus dibayar setiap bulannya. Jika sampai akhir bulan ini BOS belum turun juga, pihaknya akan sangat kesulitan untuk memikirkan operasional di bulan Maret.
“Sejauh ini saya minjam ke sana kemari seperti ke koperasi sekolah atau dana talangan lainnya. Penjaminnya, nanti ketika BOS turun maka pinjaman itu baru akan dibayar,” sebutnya.
Dikonfirmasi hal ini, Plt Kabid SMP Disdik KBB Dadang A Sapardan mengakui, dana BOS Triwulan Pertama 2019 belum turun. Hal ini cukup membuat pihak sekolah harus berpikir keras mencari dana operasional sementara.
Kuota dana BOS bagi setiap siswa besarannya Rp 1 juta dengan mekanisme pencairannya 20%, 40%, 20%, dan 20%. Di KBB tercatat total ada 184 SPM negeri dan swasta termasuk SMP terbuka, namun untuk SMP swasta internasional tertentu ada yang tidak menerima BOS.
“Kewenangannya memang ada di Provinsi dan Disdik hanya melakukan verifikasi nomor rekening sekolah saja, karena uangnya langsung ke sekolah ditransfer,” tandasnya. (drx)