BANDUNG – Peningkatan kunjungan wisatawan di Jawa Barat (Jabar) harus dibarengi dengan penataan infrastruktur yang baik. Sebab, kondisi Infrastruktur jalan yang rusak akan membuat wisatawan merasa enggan untuk mengunjungi obyek-obyekl wisata yang ada di Jabar.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik menyebutkan, untuk pembangunan Infrastruktur sendiri, selama ini Pemprov Jabar sudah memberikan porsi maksimal. Hal ini, adalah bentuk dukungan untuk meningkatkan pariwisata di Jabar.
Dia menuturkan, perbaikan jalan menuju kawasan wisata di Jabar sudah dilakukan oleh dinas terkait. Bahkan untuk mendongkrak kawasan wisata di Jabar selatan ke depan akan segera dibangun jalan tol sampai Cileunyi sampai Pangandaran.
’’Ini sebagai bentuk penunjang dan mendorong tingkat kunjungan wisatawan,”kata Dedi ketika ditemui kemarin. (11/2).
Selain itu, Infrastruktur landing di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) sudah siap untuk dioperasikan. Hal ini, untuk menunjang kawasan pariwisata di Jabar bagian utara, Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning)
Selain itu, pembangunan Kereta cepat pada tahun 2021 sudah bisa di realisasikan di Jabar. Sehingga, wilayah metro bandung jaraknya akan semakin dekat dengan ibu kota Jakarta.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Iwan Darmawan menyebutkan pengembangan titik pariwisata ada 13 diantaranya Pangandaran, Bagendit, Garut, dan Ciburuy dianggap mendorong kebangkitan pariwisata.
’’Kita sudah memiliki pola hitungan jika kunjungan pariwisata dari mancanegara mencapai angka 1.830 juta orang, total makro ekonomi mencapai 26 triliun.
’’Untuk di nusantara dihitung makro ekonominya 260 triliun. Harus ada kontribusi pariwisata kepada sektor negara sebesar 26 triliun, dan kontribusi kepada pemerintah provinsi sebesar 26 milyar” tambah dia lagi.
Dia menuturkan dalam pembangunan pusat-pusat budaya di Jawa Barat membangun Hub Creative untuk menambah lapangan kerja pengangguran di Jawa Barat
“Pengangguran terbuka di Jawa Barat itu sebanyak 8 juta. Minimum kita ada 600 ribu orang terserap tenaga kerja . Dalam satu triliyun investasi, mencakup 200 ribu orang. Taruhlah 600 dibagi 2 hasilnya 3, jadi kita membutuhkan investasi sebanyak 3 triliyun” pungkasnya (mg1/yan)