James Riady ”Cuci Tangan”

Saat ditanya JPU KPK soal adanya pertemuan dengan Neneng Rahmi (Kabid PUPR) dan Henry Lincoln, Sulaiman pun mengakuinya. Henry dan Neneng Rahmi memintanya untuk ditemukan dengan Waras Wasisto, Ketua Fraksi PDIP Jabar. ”Awalnya ketemu di KM 39, saya gak tahu soal apa. Setelah bertemu, akhirnya saya tahu mereka minta dipertemukan dengan Iwa (Sekda Jabar, Red),” katanya.

Pria yang memakai baju putih lengan pendek itu mengaku tidak mengenal Iwa, makanya dia menghubungi Waras. Sekitar dua pekan setelah pertemuan di KM 39, kemudian ada pertemuan di KM 72 dengan Iwa, Neneng, Henry dan Waras. ”Saya dan Pak Waras tidak ikut. Yang ngobrol di dalam bertiga, Iwa, Neneng Rahmi dan Henry,” katanya.

JPU KPK I Wayan Ryana pun menanyakan hasil pertemuan dan soal Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). Sulaiman mengaku awalnya tidak tahu karena tidak disampaikan, baru tahu soal RDTR setelah pertemuan di Gedung Sate (ruang kerja Sekda). ”Kalau soal adanya permintaan uang?” tanya Ryana.

Sulaiman mengaku baru mengetahui ada permintaan uang setelah pertemuan beres. Saat itu Sekda Jabar Iwa Karniwa memberitahukan kepadanya. ”Saya tahu ada (pemberian) saat neneng dan Henry pulang. Iwa bilang ada titipan buat bikin banner. Karena saat itu (Iwa Karniwa) mau nyalon, makanya saya pikir kaitannya dengan partai,” ujarnya.

Dirinya baru tahu semua itu terkait RDTR setelah Neneng Rahmi dan Henry beberapa kali melakukan pertemuan dengan Sekda di Gedung Sate. ”Kapan uang itu diberikan dan berapa jumlahnya,” tanya Ryana.

Sulaiman mengaku setelah sepekan pertemuan di Gedung Sate. Awalnya Sulaiman mengaku tidak tahu jumlahnya, hanya saja Iwa menyebutnya dengan kode angka tiga. ”Itu nanti ada pemberian banner untuk kita (dari Meikarta) sekitar tiga,” katanya menirukan ucapan Iwa.

Didesak JPU, Sulaiman tidak mengakui jika yang dimaksud tiga adalah Rp 3 miliar. Kemudian JPU pun membacakan BAP Sulaiman yang menyebutkan tiga adalah Rp 3 miliar. Namun Sulaiman membantahnya, yang dimaksud tiga itu pemberian selama tiga kali.

Hakim ketua Tardi pun naik pitam. Dia langsung menyemprot Sulaiman agar jujur. Bahkan memanggilnya ke depan untuk melihat dan membaca berkas BAP yang ditandatanganinya, dan akhirnya Sulaiman pun mengakuinya. ”Yang maksud tiga itu berapa. Kamu sini liat BAP, di sini dinyatakan tiga itu Rp 3 miliar. BAP ditandatangani saudara kan, dan dibaca dulu. Benar tidak ini, yang dimaksud tiga Rp 3 miliar,” pungkasnya. (ful/mg2/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan