BANDUNG – Kondisi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat ini masih belum memungkinkan untuk digunakan menggelar perhelatan pertandingan sepak bola. Sebab, dibeberapa bagian samping stadion terdapat keretakan dan penurunan tanah.
Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung Chairul Anwar mengatakan, secara kasat mata terdapat keretakan dan penurunan di sejumlah titik. Namun, kondisi itu tidak terjadi di struktur utama stadion yang berkapasitas 38.000 penonton tersebut.
“Hasil awal peninjauan, penurunan terjadi di samping-samping stadion seperti tempat parkir dan pendukung struktur stadion lainnya. Ada sedikit penurunan dan ditemukan ada retak,’’ ungkapnya kepada Humas Kota Bandung, keamarin. (4/2).
Melihat kondisi seperti itu, pihaknya tidak bisa menilai GBLA layak atau tidak untuk digunakan pertandingan. Pasalnya, perlu pengujian lebih lanjut.
“Tanah di situ dulunya bekas sawah. Struktur utama stadionnya tidak bermasalah, hanya samping-samping stadionnya,”kata dia.
Karena assetnya milik Dispora, maka yang berwenang mengkajian itu Dispora. Sedangkan hanya merupakan pendukung teknis saja.
Meskipun struktur utama stadion tidak bermasalah, Anwar mengaku ada kekhawatiran karena pertandingan Persib di kandang seringkali dijejali penonton dalam jumlah banyak bahkan kadang membludak dan di luar perkiraan.
“Bobotoh yang menonton biasanya sangat membludak, di luar daya tampung GBLA. Akhirnya Polrestabes merekomendasikan agar dicarikan alternatif dulu. Untuk preventif saja takut ada sesuatu yang tidak diinginkan, makanya kita pun setuju,” kata Anwar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Dodi Ridwansyah menyebutkan, laporan mengenai keretakan dan penurunan tanah di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) baru sebatas visual. Sehingga perlu ada pendalaman lebih lanjut..
“Kami sedang mengupayakan untuk mencari penyedia jasa pengkaji teknis mengenai kondisi GBLA,” ungkapnya.
Dengan kajian teknis tersebut, lanjut Dodi, dapat terlihat lebih jelas kondisi sesungguhnya. Termasuk jika memang perlu perbaikan.
“Tidak menutup kemungkinan kami akan menggandeng PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) dalam penyediaan jasa ini. Karena mereka kan ada keinginan untuk mengelola. Biar hasilnya bisa menjadi dasar untuk kita dalam melakukan perbaikan,” tuturnya.