BANDUNG – Permasalahan limbah rumah tangga di Kota Bandung masih menjadi persoalan yang sampai saat ini belum ditemukan solusinya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Salma Fauzi mengatakan, penduduk padat dan letak pemukiman yang berhimpitan menyulitkan pemerintah untuk membangun Instalasi Pengelolaan Limbah (Ipal) Komunal.
Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membangun sephitank dan melakukan pembuangan sampah bukan pada tempatnya masih saja dilakukan oleh oknum masyarakat.
’’ Pembuatan Septitank Komunal memang salah satu solusinya, tapi ini harus dilakukan kajian terlebih dulu mengingat tidak semua lahan dipemukiman tersedia,”kata Salman kepada wartawan kemarin. (27/1).
Dia menuturkan, pencemaran limbah pabrik di Kota Bandung juga masih menjadi perhatian serius pihaknya. Sebab, setelah dilakukan sidak tidak semua pabrik memiliki Ipal. Bahkan, meski dimiliki tidak dioperasikan secara maksimal.
Hal ini, sering terjadi pada pabrik-pabrik yang masih ada di Kota Bandung. Bahkan, pihaknya bersama Dansektor sering melakukan sidak dan pemantauan.
’’ Jadi masalahnya ini terletak pada pengelolaan limbah sebelum dibuang ke sungai. Ada parameter tertentu yang harus dipenuhi,” katanya.
Meski jumlah industri di Kota Bandung tidak terlalu banyak, lanjut dia, pengawasan harus terus dilakukan. Sebab, untuk saluran pembuangan limbah mereka masih langsung dibuang ke sungai yang ada di Kota Bandung.
Dia memaparkan, untuk mengetahu limbah tersebut telah sesuai standar baku mutu, sebetulnya tidak mesti berpatokan pada warna. Sebab, warna air limbah bukan menjadi parameter.
’’Jadi belum tentu jernih artinya bersih atau keruh artinya jelek, jadi semua harus melalui uji lab. Alat ukur yang paling baik dengan ikan, kalau ikannya hidup berarti limbahnya tidak merusak lingkungan,” kata dia.
Salman menuturkan, bahwa upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat harus dilakukan salah satunya membuat edukasi agar masyarakat sadar tentang lingkungan bersih.
’’Kita punya punya gerakan moral melalui program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan Manfaatkan). Pihaknya terus mensosialisasikan gerakan tersebut kepada warga-warga yang berada di bantaran sungai,”kata Salman.
Dia menambahkan, untuk memberikan edukasi ini, pihaknya akan mengerahkan kader-kader dan para relawan kepada masyarakat agar mau melakukan pengelolaan sampah mulai dari skala rumah tangga.