”Kami minta untuk tidak disebarluaskan atau ditahan biar tidak ada dampak ke publik sebagai bagian dari pencegahan. Kalau kemudian ranahnya ada unsur hinaan dan lain-lain di situ tentu dikaji di Gakkumdu,” imbuh dia.
Afif mengatakan pihaknya juga akan mengoordinasikan kasus ini bersama dewan pers. Hal ini karena banyaknya media yang berkembang dan provokatif. ”Kami karena ini terkait apakah bagian dari produk jurnalistik atau tidak kita sedang menunggu koordinasi dengan unsur digugus tugas Dewan Pers,” kata Afif.
”Karena perkembangan media yang provokatif begini tidak hanya di tabloid, ada lagi sifatnya lain-lain. Katakanlah ini berita politik tapi dikirimnya ke pesantren dan masjid jumlahnya juga beda-beda,” sambungnya.
Di bagian lain, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyebut kemunculan tabloid Indonesia Barokah sebagai cara-cara primitif. BPN mempersilakan masyarakat yang menilai.
”Itu cara-cara primitif menurut saya, dan sudah dari awal saya mengatakan ayo kita adu gagasan adu kebaikan adu pesan-pesan baik jangan menyebarkan hal begitu,” kata Direktur Materi dan Debat BPN, Sudirman Said, di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, kemarin.
Sudirman pun menegaskan konten tersebut bukanlah dari kelompoknya. Dia juga tak khawatir dengan adanya tabloid Indonesia Barokah akan merugikan kubu Prabowo-Sandi. Menurutnya masyarakat kini sudah cerdas dan pintar menentukan pilihan.
”Insya Allah masyarakat kita sudah cukup cerdas. Kan tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan, mereka nonton tv, punya media sosial, punya akses kepada jejaring gitu internet, baca pesan-pesan dari media sosial. Jadi kami tidak terlalu khawatir dengan yang begituan,” sebutnya.
Sudirman mengatakan bila ada seseorang yang terlalu menyerang secara bombastis kemungkinan orang itu sedang tidak aman. Menurutnya, hal itu berdasarkan penuturan seorang ahli.
”Karena kalau menyerang terlalu bombastis itu katanya yang menyerang itu tanda-tanda tidak secure. Saya pernah dengar penuturan seorang ahli, perilaku hewan. Hewan yang menyerang itu tanda hewan itu sedang tidak nyaman, sedang tidak aman,” tuturnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengaku tidak tahu menahu terkait tabloid Indonesia Barokah. TKN mengatakan, penyebaran kabar bohong tidak sesuai dengan komitmen pemerintah saat ini.