KARAWANG – Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat bicara terkait niatan capres no 02, Prabowo Subianto untuk mundur. Menurut dia, niatan tersebut sekedar bagian dari strategi politik untuk mempengaruhi situasi di Pilpres 2019.
”Kami tidak khawatir atas ancaman mundur itu. Gak akan bisa menggugurkan pemilu, saya kira itu hanya bagian dari strategi politik,” kata Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi di Desa Wadas, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang, Rabu (16/1) malam.
Dedi mengajak, semua pihak untuk melihat aturan perundangan yang berlaku. Aturan tersebut menetapkan bahwa setiap pasangan calon dilarang mengundurkan diri. Jika bersikeras, terdapat sanksi denda dan pidana yang harus dipenuhi.
”Bisa sampai pidana loh kalau misalnya mau mundur. Aturannya jelas, semua pihak harus mematuhi, gak boleh melanggar aturan main,” ujar Dedi.
Dedi memastikan wacana mundur tersebut berakibat kontraproduktif kepada Prabowo secara pribadi. Menurut dia, masyarakat dan penyelenggara pemilu juga akan terkena imbas akibat preseden buruk yang ditunjukan elit politik.
Nilai-nilai demokrasi kata dia, harus menuntun bangsa Indonesia untuk menciptakan kepemimpinan nasional yang solid. Ini hanya akan bisa terwujud saat seluruh stakeholder bangsa memegang teguh asas dan konstitusi yang berlaku.
”Kita sudah sepakat bahwa demokrasi ini kita jalankan berdasarkan aturan. Karena itu, ya harus diikuti demi kepemimpinan nasional yang kuat,” ujarnya.
Berhenti Bodohi Rakyat
Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga meminta semua pihak untuk berhenti membodohi rakyat. Seluruh konten selama kampanye dia harapkan berisi data dan edukasi tentang pentingnya kepemimpinan menuju Indonesia Maju.
”Indonesia hanya bisa maju kalau pemimpin berpikiran maju, bukan berpikiran mundur. Gak baiklah kalau mundur, itu sama saja dengan membodohi masyarakat,” urainya.
Terakhir, dia mengimbau agar pilpres maupun pileg tidak dijadikan komoditas isu sporadis. Marwah pemilihan presiden dan wakil rakyat itu, kata dia, harus berlangsung secara baik dan utuh dalam prosesnya.
Meski begitu, dirinya memahami kecerdasan rakyat Indonesia secara politik sudah di atas rata-rata. Rakyat terbiasa dihadapkan pada situasi vis a vis dengan isu sehingga literasi mereka kian hari kian berkembang.