JAKARTA – Hasil sigi teranyar lembaga survei Alvara Research Center mencatat elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin masih unggul atas lawannya Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Dalam survei itu angka elektabilitas Jokowi – Ma’ruf 54,3 persen, sedangkan Prabowo – Sandiaga 35,1 persen.
CEO dan Founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan tren elektabilitas kedua pasangan itu tidak mengalami perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Ia berujar elektabilitas keduanya naik tipis dengan jumlah undecided voters yang menurun menjadi 10,6 persen.
Jika dilihat dari soliditas pemilih atau pemilih yang tak mungkin berubah pilihannya, menurut Hasanuddin, lebih dari 60 persen pemilih masing-masing pasangan calon tidak akan berubah pilihannya.
“Survei-survei sebelumnya selisih elektabilitas kedua paslon cenderung tak berubah. Saat ini pemilih sudah makin mengkristal menentukan pilihan, ini juga terlihat dari tingginya pemilih yang tak berubah pilihan,” kata Hasanuddin di hotel Oria, Jakarta Pusat, Jumat (11/01)
Survei digelar pada 11-24 Desember 2018 dengan melibatkan 1.200 responden yang memiliki hak pilih di seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan ialah multistage random sampling dengan wawancara responden. Rentang margin of error sebesar 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya dalam survei internalnya kubu Prabowo mengklaim elektabilitas calon presiden dari Partai Gerindra itu hanya terpaut empat persen. Juru bicara BPN, Dahnil Anzar, merujuk pada hasil Survei internal Koalisi Indonesia Adil Makmur, mengatakan hal ini dimungkinkan karena saat ini terjadi gelombang massa pendukung ganti presiden.
Dahnil mengklaim, sudah ada kenaikkan 15 persen akibat adanya gelombang ini. “Sehingga saat ini total elektabilitas Prabowo – Sandiaga secara nasional hampir mencapai angka 45 persen,” kata Dahnil pada 20 Desember 2018 lalu.