Keluhkan Jasa Sopir Wisata

BANDUNG – Untuk menyelesaikan permasalahan persaingan di kalangan pengemudi jasa pariwisata, Ikatan Pengemudi Pariwisata Bandung (IP2B) menggelar pertemuan untuk membahas tarif jasa transportasi wisata di Kota Bandung.

Ketua IP2B Marsalino mengatakan, sejak 2011 lalu harga sewa semakin tidak menentu dan terjadi persaingan. Terlebih semenjak munculnya transportasi berbasis online yang sebenarnya tidak diperuntukkan sebagai wisata.

“Kita bahas hari ini mengenai standarisasi ini. Semoga ada kesepakatan bersama yang bisa diterapkan di lapangan,” kata Marsalino usai pertemuan disalah satu hotel di Bandung kemarin (9/1).

Standar harga tersebut akan terbagi dalam beberapa hal. Pertama mengenai sewa unit per 12 jam rata-rata Rp 200 ribu (jenis MPV). Lalu upah pengemudi dan operasional lain Rp 250 ribu. Sisanya Rp 50 ribu fee travel.

“Jadi kalau seperti itu, standar kita minimal Rp 500 ribu. Tapi kan selama ini ada yang sampai menerapkan Rp 250-300 ribu, secara logika saya enggak ngerti mereka pakai rumus apa,” katanya.

Dia menilai standarisasi tersebut penting untuk kesejahteraan pengemudi. Sebab, selama ini uang yang dikeluarkan wisatawan akan sebanding dengan fasilitas dan kenyamanan.

Marsalino mengatakan ada standar khusus yang diterapkan dalam IP2B. Pengemudi yang tergabung dalam organisasi tersebut bekerja menggunakan seragam dan membawa dua tanda pengenal yakni, IP2B dan travel tempat mereka bekerja.

“Kemudian kita pastikan pelayanan yang diberikan prima. Di kendaraan selalu tersedia air mineral, WiFi dan pengemudi dipastikan profesional minimal bisa bahasa Melayu dan Inggris. Terakhir, setiap selesai wisatawan akan diberi cenderamata,” ucap Marsalino.

Perintis IP2B Eka Lesmana merasa yakin bahwa harga Rp 500 ribu yang disepakati diminati oleh wisatawan. Sebab IP2B memiliki standar yang mengedepankan pelayanan prima pada wisatawan.

“Kita juga 24 jam on call, termasuk soal pengaduan,” ucapnya.

Eka mengatakan standar tersebut diperlukan untuk meminimalisir persaingan antar pengemudi ditambah dengan maraknya transportasi online.

“Online juga sekarang merambah ke jasa pariwisata. Maka yang kita tawarkan adalah pelayanan prima dan profesionalitas dalam pariwisata,” ujar Eka.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial berharap para pengemudi di IP2B bisa memberikan kesan positif pada wisatawan. Sehingga wisatawan akan terus datang berkunjung ke Kota Bandung.

Tinggalkan Balasan