BANDUNG – Kepala SMP Pasundan 1 Kota Bandung, Nana Mulyana, mengharapkan adanya pengkajian secara matang wacana pemberlakukan zonasi sepenuhnya (per-kecamatan) pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP negeri dan swasta di Kota Bandung.
“Mungkin niat Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pendidikannya bagus untuk meringankan biaya transport, agar tidak terlalu jauh dari rumahnya. Di samping itu untuk pemerataan kualitas pendidikan di Kota Bandung. Tetapi kan jumlah sekolahnya belum merata di setiap kecamatan. Jadi kalau PPDB tahun 2019-2020 menerapkan zonasi sepenuhnya, saya pikir belum cocok,” kata Nana seperti dilansir dari laman majalahsora.com.
Dia menyontohkan seperti SMP Pasundan 1 Kota Bandung yang berada di tengah kota, ada kemungkinan siswanya akan habis oleh SMP Negeri. ”Itu pun kalau zonasi memang dipetakan per-kecamatan,” imbuhnya.
Dirinya menegaskan kalau sistem zonasi diberlakukan untuk SMP swasta belum pas. Menilik PPDB tahun 2018-2019 di SMP Pasundan 1 Kota Bandung, tercatat sekolahnya bisa menyerap 320 siswa untuk 10 rombel (rombongan belajar).
”Tahun lalu target kami 11 kelas/rombel. Jumlah siswa per kelasnya sesuai dengan aturan pemerintah yaitu tidak lebih dari 32 siswa per-kelas,” ungkap Nana.
Masih berkaitan dengan PPDB, dari penulusuran majalahsora.com, masyarakat cenderung akan memilih sekolah swasta berkualitas untuk menyekolahkan putra putrinya, apabila tidak diterima di sekolah negeri.
Maka dari itu majalahsora.com pun menanyakan kesiapan SMP Pasundan 1 Kota Bandung dalam menghadapi persaingan dengan sekolah swasta lainnya. Menurut Nana SMP Pasundan 1 Kota Bandung siap bersaing terlebih dalam hal kualitas.
”Untuk menarik peserta didik baru disamping kebijakan pemerintah yang berpihak pada seluruh elemen termasuk sekolah swasta, secara internal sekolah swasta harus terus berbenah supaya menjadi buruan masyarakat. Harus ada penguatan secara internal dalam segala bidang,” ungkap Nana. (*/sr/ign)