“Yang pertama kami harus melakukan kontrak dengan kawan-kawan yang memproduksi bambu, tapi lupa menanam. Ini yang harus kami katakan, bahwa kami sangat peduli dengan lingkungan hidup,” kata Oki yang ditemui usai pertemuan.
“Satu ekosistem hilang, dari 56 jenis bambu di Jawa Barat kami hanya menemukan 36 di lapangan. Bagaimana dengan bambu tutul, bagaimana dengan bambu duri yang sudah mulai hilang. Kemudian bambu ater asli Subang yang juga sudah mulai hampir punah,” lanjutnya.
Program 100 desa kreatif ini akan memberikan pelatihan pemanfaatan sekaligus budidaya pohon bambu. Pelatihan akan melibatkan kaum muda desa. Hingga kini, sudah ada empat desa potensial yang sedang melaksanakan program ini yaitu di Garut, Majalengka, Kuningan, dan Kabupaten Tasikmalaya.
“Jadi, bukan hanya sekadar pengelolaan saja tapi pelatihannya juga – bagaimana melatih para pemuda desa untuk kreatif dan membangun sebuah wirausaha muda di desa, kemudian juga pemanfaatannya. Dan terakhir adalah penanaman,” tukas Oki. (yan)