SOREANG – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke 54 harus jadi momentum untuk melakukan promosi kesehatan dengan mengkampanyekan budaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Acara yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tersebut melibatkan sedikitnya 3.500 peserta mengajak masyarakat untuk berprilaku hidup sehat.
Bupati Dadang M. Naser mengatakan, peringatan HKN diisi dengan Gebyar Cerdik Patuh Sabilulungan dan Cegah stunting itu penting.
Dia mengatakan, acara ini lebih kepada mengajak masyarakat untuk bergaya hifup sehat. Sebab, cerdik Patuh Sabilulungan dan Cegah Stunting sebagai komponen Germas di Kabupaten Bandung, harus terus disosialisasikan ke seluruh masyarakat.
“Jangan hanya di tatanan petugas kesehatan saja, masyarakat perlu diberi pemahaman lebih dalam,” imbuhnya.
Selain itu lanjut dia, pada peringatan HKN ke-54, Pemkab Bandung melakukan pencanangan percepatan pencegahan stunting. Sebagai gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (di bawah lima tahun), stunting terjadi akibat kekurangan asupan nutrisi dalam waktu lama.
“Di daerah kita ada sekitar 10 desa yang ditemukan kasus stunting. Makanya kita lakukan percepatan pencegahannya melalui intervensi gizi spesiifik yang ditujukan pada anak dalam seribu HPK (Hari Pertama Kehidupan) dan berkontribusi pada 30 persen penurunan stunting,” jelasnya.
Sebagai bukti keberhasilan Pemkab Bandung dalam hal peningkatan derajat kesehatan masyarakat, lanjutnya, sejumlah penghargaan sudah diraih, yakni pada bulan November 2017 Kabupaten Bandung Menerima Penghargaan Swasti Saba Wiweda dalam Kategori Kabupaten Kota/ Sehat.
“Sementara pada 2018, Pada bulan Oktober, Kabupaten Bandung telah menerima Sertifikat Eliminasi Filariasis dari Kementerian Kesehatan, juga selain itu dengan adanya Peraturan Daerah nomor 13 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa rokok, Kabupaten Bandung juga pada bulan Mei 2018 telah menerima Anugerah Pastika Parahita dari Kementerian Kesehatan,” paparnya.
Sementara, Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung drg. Grace Mediana, menambahkan, kerangka intervensi stunting lainnya yakni intervensi gizi sensitive yaitu untuk pencegahan stunting melalui kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70 persen intervensi stunting.